Selasa, 12 Januari 2010

Artikel analisa sistem informasi

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI LABORATORIUM RUMAH SAKIT KANKER DHARMAIS DENGAN MENGGUNAKAN TOTAL ARCHITECTURE SYNTESIS

Abstrak

Tujuan dari penelitian ini adalah melakukan perancangan dan implementasi sistem Informasi Laboratorium di Rumah Sakit Kanker Dharmais (RSKD). Metode penelitian yang digunakan adalah metode analisis, metode perancangan dengan menggunakan Total Architecture Synthesis (TAS) dan metode perancangan basis data. Metode analisis meliputi survei langsung ke laboratorium klinik RSKD, dan wawancara dengan pengguna sistem yang sedang berjalan di Laboratorium Klinik RSKD. Metode perancangan dengan menggunakan TAS meliputi tahap-tahap perancangan yang ada dalam konsep TAS antara lain:

1. Menentukan Initial Scope (Defining the Initial Scope)

2. Menentukan Kebutuhan (Defining the Requirements)

3. Mendesain Arsitektur Proses Bisnis (Designing the Bussiness Process Architecture)

4. Mendesain Arsitektur system (Designing the Systems Architecture)

5. Mengevaluasi Arsitektur (Evaluating Architectures)

Metode perancangan basis data meliputi perancangan basis data konseptual, logikal, dan fisikal. Hasil dari penelitian ini adalah dibuatnya suatu aplikasi Sistem Infomasi Laboratorium dimana komponen-komponen di dalamnya terintegrasi antara sistem yang satu dengan sistem lain yang ada dalam RSKD dan juga adanya fitur pengiriman hasil pemeriksaan dengan menggunakan SMS dan email, selain diambil langsung ke RSKD dan dikirim ke alamat yang dituju. Kesimpulan dari penelitian ini adalah seluruh transaksi yang terdapat dalam Laboratorium Klinik RSKD telah terkomputerisasi dan terintegrasi.

I .PENDAHULUAN

Sebuah sistem informasi diperlukan untuk mendukung semua proses bisnis yang bermanfaat guna mendukung pengambilan keputusan secara tepat dan bermanfaat bagi semua pihak. RSKD memiliki pasien yang berjumlah besar, yang setiap harinya terus bertambah. Oleh karena itu, diperlukan sebuah sistem informasi laboratorium yang dapat mengelola semua pemeriksaan laboratorium secara tepat dan cepat, baik pasien yang berasal dari RSKD maupun yang dari luar, yang di dalamnya mencakup proses kegiatan yang dilakukan oleh karyawan pada Laboratorium Klinik RSKD.

Proses pemeriksaan laboratorium memerlukan waktu yang cepat dan membutuhkan hasil tepat dan akurat. Solusi agar semua proses layanan Laboratorium Klinik RSKD dapat berjalan dengan baik, maka dibutuhkan untuk membangun sebuah aplikasi layanan Laboratorium Klinik RSKD yang berbasiskan metode Total Architecture Syntesis (TAS).

Aplikasi ini merupakan sebuah sistem dimana semua proses dan data yang ada dalam layanan Laboratorium Klinik RSKD dapat menjadi sebuah basis data secara fisikal yang dapat terintegrasi langsung dengan alat pemeriksaan pada laboratorium yang hingga saat ini terdapat 20 buah alat pemeriksaan laboratorium. Aplikasi ini dapat menstandarisasi dan mengurangi kompleksitas pertukaran data antar fungsi yang berbeda. Jika terdapat suatu variabel yang tidak dibutuhkan oleh suatu proses, maka aplikasi ini memungkinkan proses tersebut untuk tidak memasukkan nilai, tetapi hasil yang diperoleh tetap melewati proses yang sama.

Dalam sebuah lembaga kesehatan seperti RSKD, proses pemeriksaan laboratorium berlangsung dinamis, sehingga terdapat kemungkinan mengalami perubahan seiring dengan perubahan dan tuntutan kebutuhan. Dengan adanya aplikasi ini, hal tersebut dapat teratasi karena sistem yang dibangun menggunakan metode TAS, mulai dari registrasi pasien baik dari RSKD maupun pasien rujukan dari luar, pemeriksaan laboratorium dengan menggunakan alat yang sesuai, biaya yang harus dikeluarkan, pendataan karyawan yang melakukan pemeriksaan, sampai dengan pembayaran ke kasir.

II. REFERENSI LITERATUR

Lab Information System (LIS)

LIS adalah sebuah kelas dari perangkat lunak yang menangani penerimaan, pemrosesan dan penyimpanan informasi yang dihasilkan oleh proses laboratorium medis. Sistem ini seringkali harus berinteraksi dengan instrumen dan sistem informasi lainnya seperti Hospital Information Sistem (HIS).

Disiplin ilmu yang mendukung LIS termasuk diantaranya yaitu hematologi, kimia, imunologi, bank darah (manajemen donor dan transfusi), surgical pathology, anatomical pathology, flow cytometry and mikrobiologi.

Operasi dasar yang dilakukan dalam LIS:

1. Mengurutkan registrasi

2. Menerima sampel

3. Mengirimkan sampel kepada pemeriksa

4. Memasukkan hasil pemeriksaan

5. Laporan laboratorium

LIS pada umumnya mendukung fitur - fitur sebagai berikut.

1. Registrasi pasien

2. Penyimpanan data registrasi ke database

3. Memproses sampel

4. Menyimpan hasil

5. Pembuatan laporan

Fitur - fitur tambahan yang akan dibuat :

1. Pengiriman hasil pemeriksaan laboratorium melalui email dan SMS

2. Pembuatan berbagai jenis laporan yang dapat disesuaikan

3. Interface HL7

4. Pengecekkan sejarah pemeriksaan medis pasien [1].

Health Level Seven Standards (HL7 Standards)

HL7 (Health Level Seven) adalah salah satu standar American National Standards Institute (ANSI), yang telah terakreditasi oleh Standards Developing Organizations (SDO) dan digunakan dalam sistem pelayanan kesehatan.

HL7 menghasilkan suatu framework berupa template struktur data berdasarkan Reference Information Model (RIM) yang berisi spesifikasi tabel dan field yang sesuai dengan kebutuhan sistem administrasi di klinik maupun rumah sakit secara spesifik. Template tersebut akan dijadikan sumber acuan standar bagi para pengembang aplikasi perangkat lunak.

Templates ini menyediakan konsep atau struktur bagi suksesnya komunikasi antar manusia dalam suatu institusi maupun antar kelompok organisasi yang membutuhkan pertukaran informasi khususnya informasi dalam bidang medis.

Templates digunakan untuk merancang validasi atau verifikasi input data dalam suatu sistem medis. Selain itu templates mengarahkan dan mengatur informasi pada media masukan data. Selain itu juga mendefinisikan kolom-kolom apa saja yang dibutuhkan dalam sebuah data informasi, apa saja tipe data yang digunakan, nilai dari kolom-kolom tertentu dalam sebuah sistem medis.

Templates juga berguna untuk memastikan keluaran apa saja yang dibutuhkan pada suatu sistem atau sub-system determine, contohnya apa saja yang perlu diinformasikan berkenaan dengan deskripsi hasil tes laboratorium, dan informasi apa saja yang dapat dimanfaatkan untuk membantu para pengambil keputusan seperti dokter dan lainnya [2].

C. Total Architecture Syntesis (TAS)

Prinsip dasar dari TAS adalah apapun arsitektur yang dipilih untuk memenuhi kebutuhan yang ada, sifat extentionable dari setiap services untuk mendukung munculnya kebutuhan, bahkan kebutuhan yang paling tidak terduga sekalipun tetap harus dipersiapkan.

TAS adalah sebuah metode perancangan yang menggunakan pendekatan iteratif dalam mengumpulkan kebutuhan, mendefinisikan proses bisnis, dan mendefinisikan arsitektur dari sebuah sistem.

Metode ini berawal dari inisiasi semua proses bisnis yang terpengaruh oleh perkembangan proyek ini. Proses bisnis ini kemudian diurutkan sesuai dengan tingkat kesulitan dan kepentingan bisnisnya. Setelah proses ini selesai dilakukan, kemudian iterasi untuk proyek ini dimulai. Iterasi pertama diawali dengan proses bisnis yang paling sulit dan banyak mengalami perubahan. Setiap iterasi terdiri dari pengumpulan kebutuhan, pendefinisian proses bisnis, pendefinisian arsitektur sistem, dan evaluasi.

Pengunaan metode TAS, menjadikan proses pengumpulan informasi akan kebutuhan dari sebuah perusahaan bukan lagi menjadi sebuah aktifitas yang terpisah dari proses bisnis dan arsitektur sistem. Semua aktifitas di atas kini secara iterative akan saling berhubungan dan mempengaruhi satu sama lainnya [3].

D. Business Process Management (BPM)

BPM adalah sebuah metodologi manajemen yang menyediakan pengaturan terhadap lingkungan proses bisnis untuk mencapai tujuannya yaitu meningkatkan kecepatan dalam menangani perubahan dan performa operasional. BPM merupakan sebuah pendekatan terstruktur yang mengimplementasikan metode, aturan, ukuran, management practices, dan alat perangkat lunak yang digunakan untuk mengatur secara berkesinambungan dan mengoptimalkan aktivitas serta proses-proses sebuah organisasi [4].

Karena dibuat untuk menggambarkan sistem yang kompleks, pola dari proses dibagi menjadi enam bentuk:

1. Basic control

2. Advanced branching

3. Structural

4. Multiple instances

5. State based

6. Cancellation [5].

Unified Modeling Language (UML)

Use Case Diagram

Sebuah skenario adalah sebuah urutan dari langkah-langkah yang menjelaskan sebuah interaksi antara seorang pengguna dan sebuah sistem. Sebuah use case adalah sekumpulan skenario yang saling terikat untuk mencapai tujuan dari pengguna.

Sebuah actor adalah sebuah peran yang dijalankan oleh pengguna ketika berinteraksi dengan sistem. Sebuah actor dapat melakukan lebih dari satu use case.

Class Diagram

Sebuah Class Diagram menjelaskan tipe dari objek dalam sebuah sistem dan berbagai jenis hubungan yang terdapat di antara objek-objek tersebut.

Sequence Diagram

Dengan menggunakan sebuah sequence diagram, sebuah objek digambarkan sebagai sebuah kotak di atas garis putus–putus vertikal. Garis putus–putus vertikal adalah lifeline dari sebuah objek. Lifeline menggambarkan siklus hidup dari sebuah objek selama interaksi berlangsung.

Setiap pesan (message) digambarkan dengan sebuah panah antara lifeline dari 2 objek. Urutan kemunculan pesan ini ditunjukkan dari atas ke bawah suatu halaman. Setiap pesan setidaknya memiliki nama sebagai label, namun juga dapat memiliki argument dan informasi mengenai control yang dijalankan. Sequence diagram dapat menunjukkan sebuah self-call, sebuah pesan yang dikirimkan oleh sebuah objek kepada dirinya sendiri, dengan cara mengirimkan arah dari panah pesan ke lifeline yang sama.

Activity Diagram

Activity diagram (diagram aktivitas) menjelaskan urutan dari sebuah aktivitas, dengan dukungan dari perilaku conditional dan paralel. Inti dari diagram aktivitas adalah activity state, yang disebut juga activity. Sebuah activity adalah sebuah status dari suatu kegiatan yang dilakukan.

Perilaku conditional digambarkan oleh branch dan merge. Branch memiliki satu masukkan dan beberapa transaksi keluaran. Sedangkan sebuah merge memiliki beberapa masukkan dan satu keluaran. Sebuah merge menandakan akhir dari perilaku conditional yang dimulai dengan sebuah branch.

Perilaku paralel diindikasikan dengan forks dan join. Sebuah fork memiliki satu masukkan dan beberapa transaksi keluaran. Ketika transisi masukan dipicu, semua transaksi keluaran dijalankan secara paralel dengan sebuah join, transisi keluaran akan diambil jika semua keadaan dari transisi masukan telah menyelesaikan kegiatannya. Fork dan join harus sesuai satu sama lainnya.

Selain itu, dalam sebuah diagram aktivitas juga terdapat simbol dynamic concurrency. Dynamic concurrency menunjukkan iterasi tanpa mengkonstruksi perulangan. Dynamic concurrency digambarkan dengan karakter ‘*’.

Untuk menunjukkan siapa pelaku dari sebuah aktivitas digunakan sebuah swimlanes. Dalam penggunaan swimlanes, aktivitas dalam diagram aktivitas harus dipisahkan ke dalam zona-zona vertikal yang dipisahkan oleh garis [6].
E. Basis data

Basis data adalah sekumpulan data yang saling berhubungan secara logical, dan keterangan dari data-data ini dibuat untuk memenuhi kebutuhan perusahaan

Relational Key

Relational key terdiri dari:

1. Primary key

Key yang dipilih untuk mengidentifikasi secara unik sebuah baris dalam sebuah tabel.

2. Foreign key

Sebuah atau sekumpulan atribut dalam sebuah tabel yang menghubungkan beberapa field lainnya dalam sebuah hubungan [7].

Barcode

Barcode adalah sebuah representasi data yang dapat dibaca secara optikal oleh sebuah mesin. Biasanya barcode menampilkan data dalam bentuk garis-garis paralel dengan lebar yang berbeda [9].

EAN-13

Europian Article Number (EAN) adalah sebuah standar pembuatan barcode yang merupakan sebuah set yang terdiri dari 12 digit Universal Product Code (UPC) yang dikembangkan di Amerika Utara. Salah satu jenisnya adalah EAN-13 [10].

Topologi Star

Kelebihan

Keuntungan dari topologi star:

1. Performa yang lebih baik dalam pengiriman paket data melalui node yang tidak perlu dihindari dalam topologi ini.

2. Isolasi terhadap devices,dalam setiap device terpisah oleh hubungan ke hub.

3. Keuntungan dari setralisasi, sehingga dapat melakukan analisa semua arus dalam jaringan dan mendeterminasi behavior tertentu.

4. Kesederhanaan topologi jenis ini mudah dimengerti, dibuat dan dinavigasi.

Kekurangan

Kekurangan utama topologi star adalah ketergantungan yang tinggi dari sistem terhadap fungsionalitas dari hub pusat. Jika hub pusat tidak beroperasi dengan baik maka semua node akan mengalami efeknya [11].

Pengiriman SMS

AT Command

Hayes AT command set adalah sebuah command language yang bersifat spesifik yang dikembangkan untuk Hayes Smartmodem 300 baud modem. Perintah tersebut terdiri dari satu set kalimat pendek yang digabungkan menjadi satu untuk menghasilkan perintah lengkap untuk melakukan operasi seperti menelepon, memutuskan pembicaraan, dan mengubah parameter dari koneksi [12].

III. ANALISIS

Analisa Wawancara

Metode pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara dan tinjauan langsung ke lapangan, dengan menggunakan kuesioner seperti pada Tabel 1.

Tabel 1. Isi wawancara.

B.Analisa Permasalahan

Berdasarkan hasil wawancara didapatkanlah permaslahan sebagai berikut:

1. Proses pengumpulan data yang dilakukan menjadi rentan kesalahan karena ada kemungkinan terdapat beberapa data yang masih tertinggal di komputer yang terhubung dengan mesin pemeriksa yang belum diinput ke dalam database. Atau terjadi kesalahan pada saat proses input data yang dilakukan secara manual.

2. Kesulitan untuk mengetahui siapa yang memakai alat pemeriksaan di laboratorium.

3. Kesulitan dalam melakukan identifikasi sampel di laboratorium.

4. Pada sistem yang sedang berjalan karyawan secara bebas dapat meminta peralatan medis yang dibutuhkan untuk melakukan pemeriksaan terhadap pasien, tanpa melakukan pengecekkan terlebih dahulu apakah peralatan yang dibutuhkan sudah tersedia di ruangan pemeriksaan atau belum. Hal ini berakibat banyaknya peralatan medis yang dibiarkan begitu saja di ruangan pemeriksaan tanpa digunakan hingga kadaluarsa.

5. Format laporan tidak sesuai.

6. Belum tersedianya beberapa laporan yang dibutuhkan untuk mendukung kegiatan operasional rumah sakit.

Usulan Solusi

Dari permasalahan yang ada maka diusulkan solusi sebagai berikut:

1. Menyatukan output dari setiap mesin pemeriksaan ke server.

2. Menambahkan fitur login.

3. Peanambahan fitur untuk mencetak barcode dari sample.

4. Pendataan penggunaan alat medis.

5. Pembuatan laporan dengan format dan jenis sesuai kebutuhan.

IV. PERANCANGAN

Perancangan Aplikasi

Setelah dilakukan analisis terhadap permasalahan yang ada dan pemecahan masalah yang akan dilakukan, didapatkan perancangan solusi sebagai berikut yang akan dijelaskan dalam sub bab ini. Perancangan solusi yang akan dilakukan dengan menggunakan tahap selanjutnya dari konsep TAS, kemudian dilanjutkan dengan tahap selanjutnya proses pengembangan sebuah proyek.

Aktivitas manual yang dihilangkan dari proses bisnis berjalan karena telah dikomputerisasi pada sistem yang baru adalah mencetak hasil pemeriksaan dari masing–masing alat pemeriksaan di laboratorium dan melakukan entri hasil pemeriksaan ke basis data laboratorium secara manual. Pada sistem yang baru, setiap mesin pemeriksaan akan terhubung ke server dan komputer yang akan membaca hasil pemeriksaan dari mesin tidak akan terhubung ke mesin pemeriksaan, melainkan terhubung ke server. Dengan solusi ini, data keluaran dari setiap mesin akan terintegrasi di server tanpa perlu melakukan input secara manual terhadap hasil dari masing-masing mesin pemeriksaan di laboratorium.

Selain itu, pada proses yang baru, akan ditambahkan beberapa fitur baru seperti pengiriman hasil pemeriksaan baik ke alamat yang dituju maupun melalui email dan SMS dari aplikasi. Solusi ini bertujuan untuk mempermudah proses untuk mendapatkan hasil pemeriksaan. Sehingga pihak pengambil hasil pemeriksaan tidak perlu datang ke rumah sakit untuk mengambil hasil pemeriksaannya. Fitur lainnya yang ditambahkan adalah adanya modul login dan pencatatan penggunaan peralatan medis serta pembuatan laporan yang dibutuhkan sesuai dengan fomat yang diinginkan stake holder.

B. Spesifikasi Perangkat Keras, Perangkat Lunak dan Jaringan

Spesifikasi Perangkat Keras

Perangkat keras yang digunakan berupa personal computer (PC) atau komputer yang dapat mendukung program Microsoft Visual Studio 2008, sebagai perangkat lunak utama untuk dapat mengunakan aplikasi sistem informasi laboratorium RSKD ini dan Oracle 10g sebagai perangkat lunak untuk mengakses database yang digunakan sebagai media penyimpanan data pada aplikasi ini, seperti pada Tabel perangkat lunak utama untuk dapat mengunakan aplikasi sistem informasi laboratorium RSKD ini dan Oracle 10g sebagai perangkat lunak untuk mengakses database yang digunakan sebagai media penyimpanan data pada aplikasi ini, seperti pada Tabel 2

- Spesifikasi Piranti Lunak

Kebutuhan peranti lunak untuk menjalankan suatu aplikasi sistem informasi laboratorium Rumah Sakit Kanker Dharmis (RSKD) meliputi kebutuhan perangkat lunak pada server dan client. Kebutuhan tersebut adalah Microsoft® Windows® 2000 Professional SP4.

Sedangkan DBMS yang digunakan adalah Oracle 10g.

• Spesifikasi Jaringan

Spesifikasi kebutuhan jaringan yang diusulkan:

1. Network Interface Card (NIC), sebagai network card yang dikenal dengan nama lain LAN Adapter, digunakan untuk memungkinkan komputer server dapat terhubung dengan komputer lainnya melalui jaringan, dalam hal ini adalah komputer klien.

2. Switch, digunakan sebagai penghubung komputer atau router pada suatu area terbatas, untuk mengatur lalu lintas paket data dalam jaringan.

3. Topologi yang digunakan adalah topologi star. Topologi star merupakan bentuk topologi jaringan yang berupa konvergensi dari node tengah ke setiap node atau pengguna.

V. IMPLEMENTASI

Implementasi dari aplikasi baru yang telah dibuat akan sesuai dengan Gambar 1.

Karyawan mengambil alat Mendata penggunaan alatPengambilan sampelPemeriksan sampelHasil pemeriksaan VerifikasiPay to$PembayaranLaporan

VI. EVALUASI

Evaluasi terhadap database yang dilakukan meliputi 5 kriteria yang telah diuji-cobakan, yaitu Domain Integrity, Entity Integrity, References Integrity, Enterprise Constraint dan Security.

Domain Integrity

Hasil dari evaluasi Domain Integrity menunjukan bahwa semua tabel yang ada dalam database telah dilakukan uji coba, kesemuanya telah dapat dilakukan dengan tepat karena setiap atributnya harus diisi dengan batasan yang telah ditentukan sebelumnya.

Entity Integrity

Hasil dari evaluasi Entity Integrity menunjukan bahwa semua primary key pada setiap tabel tidak diperbolehkan untuk diisi dengan “NULL” value.

References Integrity

Hasil dari evaluasi References Integrity menunjukan bahwa semua foreign key pada setiap tabel yang memiliki foreign key terhubung dengan tabel lain dengan menggunakan referential integrity menggunakan rules on delete cascade, on update cascade, dimana jika data pada suatu tabel dilakukan peng-update-an maka tabel lain juga akan ikut ter-update, sedangkan jika data pada suatu tabel di-delete, maka data pada tabel lain yang terhubung melalui foreign key akan ikut ter-delete.

Enterprise Constraint

Hasil dari evaluasi Enterprise Constraint menunjukan bahwa setiap data baru akan dientry ke dalam database yang telah ada, maka akan dilakukan pengecekan terlebih dahulu, dimana data baru yang akan diinput harus menyesuaikan constraint yang telah dibuat, agar data tersebut tetap konsisten dengan data yang lainnya.

Security

Hasil dari evaluasi security menunjukan bahwa semua tabel yang telah dilakukan uji coba, kesemuanya telah dapat berjalan sesuai dengan mekanisme yang ditentukan. Yaitu dengan membagi hak akses program sesuai tingkatan atau level user.

Sedangkan kriteria evaluasi terhadap aplikasi yang dilakukan adalah untuk kriteria fungsionalitas. Hasil dari evaluasi aplikasi menunjukkan bahwa aplikasi baru telah memenuhi kebutuhan pengguna dalam hal laporan kegiatan operasional di laboratorium dan juga mempercepat pekerjaan dan mengurangi tingkat kesalahan dalam pendataan hasil pemeriksaan. Dengan sistem yang terkomputerisasi sekarang tidak terjadi lagi kesalahan dalam penyimpanan data hasil pemeriksaan dan juga tidak dibutuhkan waktu untuk melakukan input hasil pemeriksaan mesin secara manual karena hasil pemeriksaan telah tersimpan secara otomatis ke dalam database.

Selain itu, aplikasi baru ini juga melakukan pencatatan terhadap penggunaan peralatan sehingga pemakaian peralatan terdata dengan baik. Aplikasi baru juga melakukan pendataan terhadap sampel di laboratorium sehingga tidak terjadi lagi kesalahan identifikasi sampel dari pasien.

Adapun beberapa keuntungan yang didapatkan dari penggunaan barcode adalah membuat proses pemasukkan data menjadi lebih cepat, tepat, dan akurat:

1. Cepat: Barcode scanner dapat membaca atau merekam data lebih cepat dibandingkan dengan melakukan proses input data secara manual

2. Tepat: Teknologi barcode mempunyai ketepatan yang tinggi dalam pencarian data

3. Akurat: Teknologi barcode mempunyai akurasi dan ketelitian yang sangat tinggi

VII. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil evaluasi skripsi yang telah dilakukan, maka dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut :

1. Mengintegrasikan output dari setiap mesin yang terdapat di laboratorium klinik RSKD. Dengan terintegrasinya semua mesin pemeriksaan yang terdapat di laboratorium klinik RSKD, maka masalah yang timbul akibat kesalahan input data secara manual dapat dihilangkan. Hasil evaluasi menunjukkan kesalahan input yang terjadi dalam sistem yang lama dapat ditekan menjadi 0 % dengan penggunaan aplikasi baru ini.

2. Identifikasi sampel menggunakan label barcode juga mengatasi permasalahan seperti salah identifikasi sampel yang ada pada sistem lama yang sedang berjalan. Kesalahan dalam proses identifikasi sampel ini juga dapat ditekan menjadi 0% dengan penggunaan aplikasi baru ini. Adapun beberapa keuntungan yang didapatkan dari penggunaan barcode adalah membuat proses pemasukkan data menjadi lebih cepat, tepat, dan akurat.

3. Pendataan pengguna mesin pemeriksaan. Dengan adanya pendataan ini maka pengguna dari mesin pemeriksaan dapat dilakukan karena setiap karyawan yang ingin mengambil hasil pemeriksaan dari mesin pemeriksaan harus melakukan login terlebih dahulu sehingga data dari karyawan pasti tercatat secara otomatis.

4. Pendataan penggunaan peralatan medis. Dalam penggunaan peralatan medis yang ada, karyawan diwajibkan untuk mengisi jumlah penggunaan peralatan medis yang digunakan setiap kali seorang karyawan ingin melakukan input data pengambilan sampel.

B. Saran

Berdasarkan Berikut merupakan beberapa saran yang diberikan sebagai perbaikan dari Analisis dan Perancangan Sistem Informasi Laboratorium Rumah Sakit Kanker Dharmais (RSKD) dengan menggunakan TAS adalah :

1. Aplikasi sebaiknya bisa mengirimkan hasil pemeriksaan berupa SMS ke beberapa nomor tujuan pada saat yang sama.

2. Meskipun data penggunaan peralatan sudah ditampilkan dalam bentuk laporan, ada baiknya jika data transaksi pengunaan peralatan medis juga ditampilkan pada aplikasi.

3. Sistem login yang digunakan dalam aplikasi ini harus dapat memonitor penggunaan alat pemeriksaan pada laboratorium klinik RSKD dengan efektif.

4. Aplikasi sebaiknya memiliki interface untuk melakukan pencarian hasil pemeriksaan dengan mesin pemeriksaan laboratorium.

REFERENCES

[1] http://en.wikipedia.org/wiki/Laboratory_information_system.html

[2] http://www.kalbe.co.id/files/cdk/files/20_152_InformatikaKedokteran.pdf/20 _152 _InformatikaKedokteran.html

[3] Brown.2008. Implementing SOA: Total Architecture in Practice. Addison Wesley Proffesional, United States of America.

[4] http://www.bpmsoftwarepnmsoft.com/what_is_bpm.html

[5] http://www.bptrends.com/publicationfiles/05-06-WP-BPMProcessPatterns-Atwood1.pdf

[6] Jacobson Ivar, et al. 1999. The Unified Modeling Language Reference Manual. Addison-Wesley.

[7] Connolly Thomas M. and Carolyn Begg. 2005. Database System : A Practical Approach to Design, Implementation, and Management. Fourth Edition. Addison Wesley Inc, United States of America.

[8] http://en.wikipedia.org/wiki/Object-oriented_programming.html

[9] http://en.wikipedia.org/wiki/Barcode.html

[10] http://en.wikipedia.org/wiki/EAN-13.html

[11] http://en.wikipedia.org/wiki/Star_topology.html

[12] http://en.wikipedia.org/wiki/AT_command#GSM.html

[13] http://cipkomputer.indonetwork.co.id/group+25923/kabel-data-motorola.htm

ANALISIS SISTEM INFORMASI REKAM MEDIS

ABSTRAK : Rumah sakit sebagai salah satu bentuk pelayanan kesehatan yang dituntut untuk memberikan pelayanan kesehatan dengan baik dan biaya yang dapat dijangkau oleh masyarakat. Dalam hal ini yang akan dibahas dalam paper ini adalah mengenai rekam medis yaitu data yang yang sangat pribadi dan menjadi salah satu informasi penting bagi seorang pasien. System informasi rekam medis di beberapa rumah sakit masih banyak kelemahan dan kekurangan dalam hal pengoperasian sehingga mengakibatkan pelayanan menjadi terganggu. Bentuk rekam medis yang lazim kita temui berupa berkas kertas beserta lampiran-lampiran dokumen yang tidak sederhana. Untuk dapat memenuhi usaha di atas rumah sakit harus berkembang dan memenuhi kemajuan teknologi kedokteran yang ada, maka diterapkan suatu bentuk rekam medis berbasis komputer (elektronik) dengan adanya penyimpanan berkas rekam medis yang terkomputerisasi ini, menjadikan rekam medis tersebut mudah dan cepat diolah untuk memudahkan bagian rekam medis dalam pengolahan data rekam medis menjadi informasi.
Kata kunci : Sistem Informasi, Rekam Medis.

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Rekam medis (medical record) adalah data yang bersifat sangat pribadi dan menjadi salah satu informasi penting yang wajib menyertai seseorang kemanapun dia pergi. Kepemilikan informasi tersebut merupakan kepentingan dasar seorang pasien dan tidak boleh dirahasiakan dari pasien oleh sebuah institusi kesehatan manapun, karena informasi tersebut adalah hak milik pasien. Namun data tersebut rahasia bagi orang lain yang tidak berhak.
Bentuk rekam medis yang lazim kita temui berupa berkas kertas beserta lampiran-lampiran dokumen yang tidak sederhana. Tidak mungkin seseorang membawa rekam medisnya kemana-mana. Selain bentuknya yang kompleks, rekam medis tersebut tidak baku, dan kalau hilang seluruhnya atau sebagian akan menimbulkan masalah. Terutama jika institusi kesehatan yang tidak bisa menangani pasien lebih lanjut akan mengeluarkan surat rujukan ke institusi kesehatan lain.
Sesuai dengan perkembangan teknologi, maka diterapkan suatu bentuk rekam medis berbasis komputer (elektronik) dengan adanya penyimpanan berkas rekam medis yang terkomputerisasi ini, menjadikan rekam medis tersebut mudah dan cepat diolah untuk memudahkan bagian rekam medis dalam pengolahan data rekam medis menjadi informasi dalam bentuk laporan-laporan maupun statistik perkembangan pelayanan kesehatan maupun statistik penyakit.

B. Rumusan Masalah
Masalah-masalah ini dirumuskan sebagai berikut:
1. Sebelum mendiagnosa dan melakukan tindakan medis, pihak rumah sakit akan memeriksa dan menanyakan kondisi pasien atau riwayat pasien. Dalam keadaan gawat darurat hal ini tidak mudah dilakukan. Padahal riwayat medis pasien mungkin sudah ada di rumah sakit lain. Namun tidak lazim rumah sakit meminta data rekam medis dari rumah sakit lain.
2. Rekam medis yang berupa kertas tidak mudah dibawa-bawa, penulisan data tidak baku, dan mudah hilang atau rusak.

C. Batasan Masalah
Mengingat luasnya cakupan bahasan sistem rekam medis rumah sakit, maka penulis akan membuat batasan terhadap masalah tersebut agar penulisan ini terfokus pada masalah yang diangkat menjadi judul paper ini. Karena alasan tersebut diatas maka penulis membatasi penulisan paper ini hanya pada analisis system.
D. Tujuan
Kelengkapan pengisian berkas rekam medis oleh tenaga kesehatan akan memudahkan tenaga kesehatan lain dalam memberikan tindakan atau terapi kepada pasien. Selain itu juga sebagai sumber data pada bagian rekam medis dalam pengolahan data yang kemudian akan menjadi informasi yang berguna bagi pihak manajemen dalam menentukan langkah-langkah strategis untuk pengembangan pelayanan kesehatan. Masalah-masalah yang dijabarkan di atas menunjukkan adanya kebutuhan yang besar akan rekam medis yang penyajian datanya baku, dan bentuknya sederhana,
E. Manfaat
Rekam medis digunakan sebagai acuan pasien selanjutnya, terutama pada saat pasien itu berobat kembali. Rekam medis pasien harus siap apabila pasien berobat kembali.
Manfaat-manfaat rekam medis, diantaranya :
1. Memberikan kenyamanan bagi seorang pasien dalam atas data rekam medis.
2. Memberikan kemudahan bagi penyedia layanan kesehatan dalam mengakses rekam medis dan juga kenyamanan dalam mendapatkan pelayanan kesehatan.
3. Meningkatkan pengelolaan rekam medis, mengurangi penggunaan kertas dan penyimpanan berkas yang membutuhkan alokasi tempat yang tidak sedikit.

F. Metode Penulisan
Library Research/Kepustakaan, yaitu dengan melakukan studi pustaka terhadap literatur-literatur yang berkaitan.
G. Sistematika Penulisan
BAB I PENDAHULUAN
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB III ANALISIS SISTEM
BAB IV PENUTUP
BAB V DAFTAR PUSTAKA

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Sistem Informasi
Sistem
Sistem adalah seperangkat bagian-bagian yang saling berhubungan erat satu dengan lainnya untuk mencapai tujuan secara bersama-sama untuk mencapai tujuan tertentu.
Informasi
Ada perbedaan antara data dan informasi. Data adalah fakta statistik dalam bentuk kumpulan simbol yang tidak mengartikan sesuatu. Informasi adalah data yang telah tersaring, terorganisir, terealisasi, dan saling berhubungan sehingga berguna untuk mencapai tujuan organisasi.
Menurut definisi-definisi di atas, informasi adalah hasil pengolahan dari data yang digunakan untuk membantu pengambil keputusan. Agar informasi berguna dalam pengambilan keputusan, harus memiliki kriteria-kriteria sebagai berikut:
1. Relevan, suatu informasi mempunyai manfaat sebagai dasar pengambilan keputusan.
2. Akurat, ketepatan dan dapat diandalkannya suatu informasi.
3. Tepat waktu, informasi yang diperoleh terbaru dan mudah diperoleh saat dibutuhkan.
4. Ringkas, informasi telah dikelompokkan sehingga tidak perlu diterangkan.
5. Jelas, tingkat informasi dapat di mengerti oleh penerima.
6. Dapat dikuantifikasi, tingkat informasi dapat dinyatakan dalam bentuk angka.
7. Konsisten, tingkat informasi dapat diperbandingkan.
Sistem Informasi
Sistem informasi sendiri adalah suatu cara yang sudah tertentu untuk menyediakan informasi yang dibutuhkan oleh organisasi untuk beroperasi dengan cara yang sukses dan untuk organisasi bisnis dengan cara yang menguntungkan (Sabarguna, 2005). Peran sistem informasi adalah menghasilkan informasi dari data yang diproses oleh sistem informasi.

Komponen yang terkait dengan sistem informasi adalah (Sabarguna, 2005) :
1. Pemakai
2. Tujuan
3. Masukan – proses – keluaran
4. Data
5. Teknologi
6. Model
7. Pengendali
Semua komponen tersebut saling berkait, bila data salah, maka hasilnya akan merupakan informasi yang salah juga.
B. Rekam Medis
Rekam Medis
Rekam medis adalah keterangan baik yang tertulis maupun terekam tentang identitas, anamnesa,penentuan fisik , laboratorium, diagnosa segala pelayanan dan tindakan medis yang diberikan kepada pasien dan pengobatan baik yang dirawat inap , rawat jalan maupun yang mendapatkan pelayanan gawat darurat.
Rekam medis mempunyai pengertian yang sangat luas, tidak hanya sekedar kegiatan pencatatan, akan tetapi mempunyai pengertian sebagai suatu sistem penyelenggaraan rekam medis yaitu mulai pencatatan selama pasien mendapatkan pelayanan medik, dilanjutkan dengan penanganan berkas rekam medis yang meliputi penyelenggaraan penyimpanan serta pengeluaran berkas dari tempat penyimpanan untuk melayani permintaan/peminjaman apabila dari pasien atau untuk keperluan lainnya. Rekam medis mempunyai 2 bagian yang perlu diperhatikan yaitu bagian pertama adalah tentang individu : suatu informasi tentang kondisi kesehatan dan penyakit pasien yang bersangkutan. Bagian kedua adalah tentang manajemen : suatu informasi tentang pertanggungjawaban apakah dari segi manajemen maupun keuangan dari kondisi kesehatan dan penyakit pasien yang bersangkutan.
Rekam medis juga merupakan kompilasi fakta tentang kondisi kesehatan dan penyakit seorang pasien yang meliputi :
1. Data terdokumentasi tentang keadaan sakit sekarang dan waktu lampau
2. Pengobatan yang telah dan akan dilakukan oleh tenaga kesehatan profesional secara tertulis.

Secara umum, informasi yang tercantum dalam rekam medis seorang pasien harus meliputi :
1. Siapa (Who) pasien tersebut dan Siapa (Who) yang memberikan pelayanan kesehatan/medis,
2. Apa (What), Kapan (When), Kenapa (Why) dan Bagaimana (How) pelayanan kesehatan/medis diberikan,
3. Hasil akhir atau dampak (Outcome) dari pelayanan kesehatan dan pengobatan.
Rekam Medis Berbasis Komputer (elektronik)
Rekam medis elektronik adalah gudang penyimpanan informasi secara elektronik mengenai status kesehatan dan layanan kesehatan yang diperoleh pasien sepanjang hidupnya, tersimpan sedemikian hingga dapat melayani berbagai pengguna rekam yang sah ( Shortliffe, 2001).
Tujuan Rekam Medis
Tujuan Rekam Medis adalah untuk menunjang tercapainya tertib administrasi dalam rangka upaya peningkatan pelayanan kesehatan . Tanpa didukung suatu sistem pengelolaan rekam medis yang baik dan benar , maka tertib administrasi tidak akan berhasil.
Fungsi Rekam Medis
Menurut Huffman (1994) menyatakan bahwa kegunaan rekam medis adalah sebagai berikut :
a. Manajemen/administrasi pelayanan pasien
Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai administrasi, karena isinya menyangkut tindakan berdasarkan wewenang dan tanggung jawab sebagai tenaga mdis dan perawat dalam mencapai tujuan pelayanan kesehatan.
b. Quality Review (tinjauan kualitas)

c. Financial reimbursement
Isi Rekam Medis dapat dijadikan sebagai bahan untuk menetapkan biaya pembayaran pelayanan. Tanpa adanya bukti catatan tindakan /pelayanan, maka pembayaran tidak dapat dipertanggungjawabkan.

d. Legal affairs (perkara hukum)
Menyangkut masalah adanya jaminan kepastian hukum atas dasar keadilan, dalam rangka usaha menegakkan hukum serta penyediaan bahan tanda bukti untuk menegakkan keadilan.
e. Education (pendidikan)
Berkas Rekam Medis mempunyai nilai pendidikan, karena isinya menyangkut data/informasi tentang kronologis dari pelayanan medik yang diberikan pada pasien.
f. Research (penelitian)
Berkas Rekam medis mempunyai nilai penelitian, karena isinya menyangkut data/informasi yang dapat digunakan sebagai aspek penelitian.
g. Public health (kesehatan umum)
h. Planning and marketing (perencanaan dan pemasaran)
BAB III
ANALISIS SISTEM

A. Analisis Sistem
Rekam medis mulai diisi saat seorang pasien atau klien datang ke fasilitas kesehatan meminta bantuan untuk memecahkan masalah kesehatannya. Pengisian rekam medis dimulai dengan pengisian format informasi identitas pasien atau klien, dan format ini biasanya diletakkan pada halaman terdepan dari dokumen rekam medis dan merupakan bagian dari patient record. Format informasi tentang identitas pasien atau klien, biasanya berisi nama, umur, jenis kelamin, status pernikahan, alamat dan lain-lain.
Selanjutnya dilakukan pengisian format patient record lainnya seperti :
1. Anamnesis : misalnya pasien dating dengan keluhan panas, maka pada anamnesis ditanyakan sejak kapan, apakah panasnya sepanjang hari atau periodic dan lain lain.
2. Physical diagnosis : Pemeriksaan fisik mulai dari kepala sampai dengan kaki sesuai kebutuhan.
3. Laboratory examination dan atau pemeriksaan lain seperti radiologi dan lain lain.
Seluruh format dalam rekam medis harus diisi sesuai kebutuhannya dan setiap tenaga kesehatan yang melakukan pemeriksaan, pelayanan medis, konsultasi dan sebagainya harus mencantumkan nama jelas.

untitled

BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari hasil penganalisaan, dengan penyimpanan berkas rekam medis yang terkomputerisasi, menjadikan rekam medis tersebut mudah dan cepat diolah untuk memudahkan bagian rekam medis dalam pengolahan data rekam medis menjadi informasi dalam bentuk laporan-laporan maupun statistik perkembangan pelayanan kesehatan.

BAB V
DAFTAR PUSTAKA

1. Wahyudin, Asep, M.T. 2007. Materi Kuliah Sistem Informasi, Bandung : Program Studi Ilmu Komputer/UPI/FPMIPA.
2. Suhartanto, 2007, Perancangan Sistem Informasi Rekam Medis TPP Rawat Jalan Rumah Sakit Umum PKU Muhammadiyah Bantul, Tugas Akhir, Yogyakarta: Program Studi D3 Rekam Medis dan Informas Kesehatan Universitas Gadjah Mada.
3. http://www.google.com/konsepsisteminformasi
4. Ni Luh Sari Widhiyani, BULETIN STUDI EKONOMI Volume 12 Nomor 2 Tahun 2007
5. Herlinda Marianti, 2008, Pembuatan Sistem Informasi Pasien Gawat Darurat Di Rumah Sakit, Tugas Ujian Akhir Semester Metodologi Berorientasi Objek, Bandung : Program Studi Ilmu Komputer/UPI/FPMIPA.

Perancangan dan Implementasi Sistem Informasi

Penjualan Pelumas Pada Perusahaan “PT. Pro Roll International”

1. Pendahuluan

Seiring dengan semakin ketatnya persaingan dalam dunia bisnis, keberadaan pengolahan data menjadi informasi secara terkomputerisasi menjadi sangat

penting. Hal itu dikarenakan pengolahan data secara terkomputerisasi dapat

memberikan kontribusi yang besar untuk kinerja suatu perusahaan. Jika

dibandingkan pengolahan data secara manual, pengolahan data secara

terkomputerisasi memiliki kelebihan, seperti: pengolahan data yang cepat dan

akurat, mendukung pengolahan data dalam skala besar. Perusahaan sebagai organisasi yang memiliki kecenderungan orientasi pada laba, selalu membutuhkan sistem yang terkomputerisasi dalam mengumpulkan, menyimpan, dan memproses data untuk menghasilkan informasi yang dapat membantu perusahaan dalam melakukan perencanaan strategi dan pengambilan suatu keputusan secara efektif. Tanpa adanya sistem yang terkomputerisasi, perusahaan akan menghadapi kendala untuk mendapatkan informasi yang actual dan akurat. Hal itu dapat disebabkan oleh proses pengumpulan dan pengolahan data masih dilakukan secara manual. Dengan bantuan sistem yang terkomputerisasi pula informasi dapat dikelola dengan baik, sehingga dapat menciptakan efisien biaya. Perusahaan “PT. Pro Roll International” merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang penjualan pelumas. Pada saat ini sistem informasi penjualan pada perusahaan “PT. Pro Roll International” masih dilakukan secara manual sehingga kinerjanya belum efektif. Hal itu tercermin pada seringnya terjadi keterlambatan penyusunan laporan penjualan dan piutang dagang, kesalahan pencatatan dan perhitungan persediaan, serta pengulangan dalam pencatatan transaksi. Oleh karena itu, perusahaan “PT. Pro RollInternational” bermaksud mengkomputerisasikan sistem bagian penjualan untuk memaksimalkan kinerjanya. Diharapkan setelah sistem informasi penjualan dikomputerisasi, maka pengumpulan, penyimpanan, dan pengolahan data transaksi dapat dilakukan secara akurat dan cepat.

Berikut ini adalah gambar proses bisnis perusahaan mulai dari pengadaan pelumas sampai penjualannya.

2. Landasan Teori

2.1 Sistem Informasi

Sistem informasi adalah suatu sistem di dalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian, mendukung operasi,

bersifat manajerial, dan kegiatan strategi dari suatu organisasi dan menyediakan

kepada pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang diperlukan.[Har05].

2.2 Sistem Aplikasi Komputer Berbasis Web

Aplikasi dalam bahasa awam sering disebut sebagai sebuah kumpulan program

atau script. Aplikasi web yang dibangun dengan menggunakan Struts framework

terdiri dari komponen-komponen individual yang digabungkan menjadi satu

aplikasi. Aplikasi tersebut dapat diinstal dan dieksekusi oleh web container.

Komponen-komponen tersebut dapat digabungkan karena mereka terletak dalam sebuah konteks web yang sama, yang menjadikan mereka bergantung satu dengan yang lainnya, baik secara langsung ataupun tidak langsung.

2.3 Perangkat Analisa Sistem

2.3.1 Data Flow Diagram (DFD)

DFD merupakan diagram yang mengunakan notasi-notasi atau simbol-simbol

untuk mengambarkan sistem jaringan kerja antar fungsi-fungsi yang berhubungan satu sama lain dengan aliran dan penyimpanan data.[Har05].

Adapun yang digunakan dalam DFD adalah:

1. Kesatuan Luar (External Entity)

Kesatuan luar (entity) di lingkungan luar sistem yang dapat berupa orang,

organisasi atau sistem lainnya yang berada di lingkungan luarnya yang akan

memberikan input atau menerima output dari sistem. Suatu kesatuan luar

dapat disimbolkan dengan suatu notasi persegi panjang atau suatu persegi

panjang dengan sisi kiri dan atasnya berbentuk garis tebal.

2. Aliran data

Aliran data di DFD diberikan simbol suatu panah. Aliran data ini mengalir

diantara process (process), simpanan data (data store) dan kesatuan luar

(External entity). Aliran data ini menunjukkan arus dari data yang dapat

berupa masukan untuk sistem atau hasil dari proses sistem.

3. Proses

Suatu process adalah kegiatan atau kerja yang dilakukan oleh orang, mesin

atau komputer dari hasil suatu aliran datayang masuk ke dalam proses untuk

dihasilkan aliran data yang akan keluar dari proses. Suatu proses dapat

disimbolkan dengan notasi lingkaran atau dengan simbol empat persegi

panjang dengan sudut-sudut tumpul.

4. Penyimpan Data (Data Store)

Penyimpan data (data store) merupakan penyimpan data yang dapat berupa:

• Suatu file atau basis data di sistem komputer.

• Suatu arsip atau catatan manual.

• Suatu kotak tempat data di meja seseorang.

• Suatu tabel acuan manual.

• Suatu agenda atau buku.

Simpanan data di DFD dapat disimbolkan dengan sepasang garis horisontal

paralel yang tertutup di salah satu ujungnya atau tanpa ditutup.

2.3.2 Entity Relational Diagram (E-R Diagram)

Entity Relational Diagram merupakan salah satu pemodelan data konseptual yang

paling sering digunakan dalam proses pengembangan basis data bertipe relasional.

Model E-R adalah rincian yang merupakan representasi logika dari data pada suatu organisasi atau area bisnis tertentu.[Fat99]. Model E-R terdiri dari beberapa komponen dasar yaitu sebagai berikut:

1. Entitas

Entitas adalah sesuatu atau objek di dunia nyata yang dapat dibedakan dari

sesuatu atau objek yang lainnya. Sebagai contoh, setiap mahasiswa dalam

suatu universitas adalah suatu entitas. Setiap fakultas dalam suatu universitas

adalah juga suatu entitas. Dapat dikatakan bahwa entitas bisa bersifat

konseptual/abstrak atau nyata hadir di dunia nyata.

2. Atribut

Atribut adalah properti deskriptif yang dimiliki oleh setiap anggota dari

himpunan entitas. Sebagai contoh entitas mahasiswa, atribut-atribut yang

dimiliki adalah nim, nama mahasiswa, alamat dan lain-lain.

3. Hubungan antar relasi (Relationship)

Hubungan antar relasi adalah hubungan antara suatu himpunan entitas

dengan himpunan entitas yang lainnya. Misalnya, entitas mahasiswa

memiliki hubungan tertentu dengan entitas matakuliah (mahasiswa

mengambil matakuliah). Pada penggambaran model E-R, relasi adalah

perekat yang menghubungkan suatu entitas dengan entitas yang lainnya.

4. Kardinalitas/Derajat Relasi

Kardinalitas relasi menunjukkan jumlah maksimum entitas yang dapat

berelasi dengan entitas pada himpunan entitas yang lain. Sebagai contoh:

entitas-entitas pada himpunan entitas mahasiswa dapat berelasi dengan satu

entitas, banyak entitas atau tidak satupun entitas dari himpunan entitas

kuliah. Kardinalitas relasi yang terjadi di antara dua himpunan entitas dapat

berupa:

• Satu ke Satu(One to One)

Setiap entitas pada himpunan entitas A berhubungan dengan paling banyak

dengan satu entitas pada himpunan entitas B, begitupun sebaliknya.

• Satu ke Banyak(One to Many)

Setiap entitas pada himpunan entitas A dapat berhubungan dengan banyak

entitas pada himpunan entitas B, tetapi tidak sebaliknya, dimana setiap

entitas pada himpunan entitas B berhubungan dengan paling banyak

dengan satu entitas pada himpunan entitas A.

• Banyak ke Satu(Many to One)

Setiap entitas pada himpunan entitas A berhubungan dengan paling banyak

dengan satu entitas pada himpunan entitas B, tetapi tidak sebaliknya

dengan entitas B.

• Banyak ke Banyak(Many to Many)

Setiap entitas pada himpunan entitas A dapat berhubungan dengan banyak

entitas pada himpunan entitas B, dan demikian sebaliknya, dimana setiap

entitas pada himpunan entitas B dapat berhubungan dengan banyak entitas

pada himpunan entitas A.

2.4 Perangkat Lunak Pembangun Sistem

2.4.1 Hypertext Preprocessor (PHP)

PHP merupakan bahasa pemrograman berbentuk script yang ditempatkan dalam

server dan diproses di server. Hasil dari pengolahan akan dikirimkan ke klien,

tempat pemakai menggunakan browser. Secara khusus, PHP dirancang untuk

membentuk web dinamis. Artinya, ia dapat membentuk suatu tampilan berdasarkan permintaan terkini. Misalnya, kita bisa menampilkan isi database ke halaman web. Pada prinsipnya, PHP mempunyai fungsi yang sama dengan script seperti ASP (Actives Server Page), Cold Fusion, ataupun Perl.[Kad01].

2.4.2 MySQL

MySQL adalah sebuah perangkat lunak sistem manajemen basis data SQL

(Database Management System) atau DBMS yang multithread, multi-user, dengan sekitar 6 juta instalasi di seluruh dunia. MySQL merupakan perangkat lunak basis data open source yang paling digemari, karena perangkat lunak ini merupakan perangkat lunak basis data yang powerful dan cukup stabil untuk digunakan sebagai media penyimpanan data.

2.4.3 Asynchronous Javascript And XML (Ajax)

Ajax atau Asynchronous Javascript And XML merupakan teknik pengembangan

web untuk menciptakan aplikasi web yang interaktif. Tujuan Ajax adalah untuk

membuat web yang lebih responsive dengan melakukan pertukaran data dengan

server secara behind the scenes. Sehingga setiap kali pengguna melakukan perubahan pada form atau halaman web, maka halaman web tersebut tidak akan

terjadi aksi reloaded.[Dar06].

3. Analisa dan Perancangan

3.1 Data Flow Diagram (DFD)

Pada program aplikasi sistem informasi penjualan pelumas, DFD yang dirancang

akan dijelaskan berikut ini:

Gambar 3 DFD Level 1

Gambar 4 DFD Level 2, Proses 1.4

Gambar 5 DFD Level 3, Proses 1.4.2

Gambar 6 DFD Level 4, Proses 1.4.2.6

5. Evaluasi Sistem

Pada bab ini menjelaskan mengenai hasil evaluasi sistem yang dilakukan pada

aplikasi sistem informasi penjualan pelumas. Metode evaluasi sistem yang

digunakan adalah black-box testing. Black-box testing adalah metode pengujian

yang dimana penilaian terhadap sebuah aplikasi bukan terletak pada spesikasi

logika/fungsi aplikasi tersebut, tapi input dan output. Dengan berbagai input yang

diberikan akan dievaluasi apakah sesuatu sistem/aplikasi dapat memberikan

output/keluaran yang sesuai dengan harapan penguji. Evaluasi sistem dilakukan

dengan cara sebagai berikut:

• Hasil evaluasi sistem disajikan dalam bentuk tabel.

• Evaluasi ditargetkan pada setiap proses yang dimiliki aplikasi sistem

penjualan pelumas.

• Masing-masing proses memiliki minimal 1 test case.

• Setiap test case memiliki 6 kolom, yaitu:

1. Test case: penomoran test case pada masing masing proses.

2. Field: field-field yang menerima nilai input. Field tersebut mengacu

pada field table di basis data.

3. Input: nilai yang diberikan kepada masing-masing field.

4. Valid Output: hasil dari response aplikasi/sistem yang diharapkan

pengguji.

5. Output: hasil yang diberikan aplikasi/sistem.

6. Status: Penilaian yang diberikan penguji. Apabila hasil keluaran/output

sesuai dengan harapan pengguji, maka pada kolom status akan

diberikan nilai “Ok”. Jika tidak sesuai harapan penguji, maka akan

diberikan nilai “Gagal”.

6. Kesimpulan dan saran

Berdasarkan hasil yang telah dicapai pada pembuatan program aplikasi dan target

awal perancangan program dapat ditarik beberapa kesimpulan, antara lain:

• Telah berhasil diimplementasikan Sistem Informasi Penjualan Pelumas

dimana terjadi peningkatan efisiensi dan efektivitas pada perusahaan setelah

mengimplementasikan sistem komputerisasi tidak dapat diukur dalam waktu

singkat. Walaupun demikian, beberapa permasalahan yang ada pada sistem

lama seperti: keterlambatan pembuatan laporan yang terkait dengan

penjualan, kesalahan pencatatan dan perhitungan persediaan, serta

pengulangan pencatatan transaksi, dapat diatasi dengan baik oleh sistem

baru.

• User Interface Design pada aplikasi dapat dimengerti dengan baik oleh

pengguna.

• Aplikasi dapat memberikan laporan yang terkait dengan penjualan dan

piutang dengan cepat.

• Fitur pemesanan, surat jalan, faktur, fkbayar/pembayaran dan laporan dapat

berjalan dengan baik dan sesuai dengan harapan pengguna.

Saran penulis untuk program aplikasi ini akan dijelaskan pada poin-poin berikut

ini:

• Fitur yang tersedia pada aplikasi telah dapat mengatasi permasalahan yang

ada pada sistem lama. Namun demikian, seiring dengan berjalannya waktu,

perkembangan bisnis pada perusahaan juga akan semakin meningkat. Oleh

karena itu, diperlukan pengembangan yang lebih lanjut terhadap fitur yang

sudah ada.

• Kemampuan aplikasi sistem informasi penjualan pelumas dalam hal

penangganan multi-user masih cukup minim. Oleh karena itu,

pengembangan yang lebih lanjut pada fitur tersebut masih diperlukan.

• Penambahan fitur inventori pada aplikasi perlu segera direalisasikan,

sehingga penambahan stok barang dapat dilakukan secara otomatis oleh

sistem.


Perancangan Sistem Informasi Penentuan Angka Kredit Jabatan Fungsional Peneliti

Abstrak

Tujuan penelitian adalah merancang sistem informasi Penetapan Angka Kredit (PAK) untuk jabatan peneliti yang berbasis komputer; sehingga dapat memudahkan dalam membuat laporan penentuan angka kredit, memudahkan pemasukan dan pencarian data sehingga dapat menghasilkan informasi yang akurat, tepat waktu dan relevan. Penelitian menggunakan paradigma siklus hidup pengembangan sistem, meliputi tahapan pengumpulan data dengan observasi, wawancara dan studi pustaka; analisis sistem dengan aliran dokumen; perancangan sistem menggunakan diagram konteks, diagram aliran data, kamus data, diagram relasi entitas, relasi antar file, struktur file, struktur program, sancangan masukan, rancangan luaran, dan struktur menu.

1. Pendahuluan


Penelitian adalah suatu kegiatan penyelidikan yang dilakukan menurut metode ilmiah yang sistematik untuk menemukan informasi ilmiah dan atau teknologi yang baru, membuktikan kebenaran atau ketidak benaran hipotesa sehingga dapat dirumuskan teori dan atau proses gejala alam dan atau sosial. Hasil penelitian kemudian di publikasi untuk mendapatkan atau meningkatkan jabatan peneliti. Jabatan peneliti adalah kedudukan yang menunjukkan tugas, tanggung jawab, wewenang, dan hak seorang pejabat peneliti dalam suatu satuan organisasi penelitian dan pengembangan. Pejabat peneliti adalah Pegawai Negeri Sipil yang setelah memenuhi syarat-syarat yang ditentukan, diangkat oleh pejabat yang berwenang dalam suatu tingkat jabatan peneliti dan dipekerjakan pada suatu satuan organisasi penelitian dan pengembangan dengan tugas pokok melakukan penelitian dan pengembangan. Pengembangan adalah kegiatan tindak lanjut penelitian untuk mendapatkan informasi tentang cara mempergunakan teori, dan atau proses, untuk tujuan praktis (1). Hasil penelitian dan pengembangan yang akan di hitung angka kredit penelitinya harus disampaikan ke P2JP, P2JP mengolah Penetapan angka kredit bagi para peneliti di Indonesia. Penentuan PAK dilakukan melalui beberapa proses yang dapat dilihat pada Gambar 1. Penelitian bertujuan untuk merancang sistem informasi Penetapan Angka Kredit (PAK) untuk Jabatan Peneliti berbasis komputer; sehingga dapat memudahkan dalam membuat laporan penentuan angka kredit, memudahkan pemasukan dan pencarian data sehingga dapat menghasilkan informasi yang akurat, tepat waktu dan relevan. Penelitian menggunakan paradigma System Development Life Cycle (2), meliputi tahapan pengumpulan data dengan observasi, wawancara, dan studi pustaka; Analisis sistem dengan flow map; perancangan sistem dengan menggunakan diagram konteks, DFD, kamus data, ERD, relasi antar file, struktur file, struktur program, rancangan masukan, rancangan luaran, dan struktur menu.

2. Pengumpulan Data dan Analisis Sistem


Pengumpulan data dilakukan melalui observasi dan wawancara dengan petugas di P2JP LIPI. Selain itu dilakukan juga studi literatur yang berhubungan dengan jabatan peneliti, seperti pengertian jabatan peneliti, perolehan jabatan peneliti, jenjang peneliti, perhitungan angka kredit, unsur yang dinilai, tata cara pengajuan angka kredit, tata cara penilaian, dll.
Analisis sistem ditujukan untuk menganalisis sistem yang sedang berjalan, sehingga dapat dipahami keadaan sistem yang ada, analisis ini biasanya menggunakan diagram alir dokumen. Aliran dokumen dari satu bagian ke bagian lain dapat terlihat dengan jelas, begitu juga adanya penyimpan data, yang dilakukan secara manual. Analisis dilakukan juga pada proses Penetapan Angka Kredit Jabatan Penelitian yang biasa dilakukan. Hasil analisis ini kemudian digunakan untuk merancang sistem informasi yang diperlukan.

Pengertian Jabatan Peneliti di jelaskan dalam Surat Edaran Bersama Kepala Badan Administrasi Kepegawaian Negara dan Ketua Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia Nomor 15/SE/1982 dan Nomor 704/KEP/J.10/1982 tanggal 27 Oktober 1982 (1). Urutan jabatan peneliti adalah sebagai berikut: Asisten Peneliti Muda, Asisten Peneliti Madya, Ajun Peneliti Muda, Ajun Peneliti Madya, Peneliti Muda, Peneliti Madya, Ahli Peneliti Muda, Ahli Peneliti Madya, dan Ahli Peneliti Utama.
Jenjang Pangkat Jabatan Peneliti adalah sebagai berikut:
Tabel 1. Jenjang Pangkat Peneliti
Jabatan Peneliti Pangkat dan Golongan Ruang
Asisten Peneliti Muda Penata Muda, Golongan Ruang III/a
Asisten Peneliti Madya Penata Muda Tingkat I, Golongan Ruang III/b
Ajun Peneliti Muda Penata, Golongan Ruang III/c
Ajun Peneliti Madya Penata Tingkat I, Golongan Ruang III/d
Peneliti Muda Pembina, Golongan Ruang IV/a
Peneliti Madya Pembina Tingkat I, Golongan Ruang IV/b
Ahli Peneliti Muda Pembina Utama Muda, Golongan Ruang IV/c
Ahli Peneliti Madya Pembina Utama Madya, Golongan Ruang IV/d
Ahli Peneliti Utama Pembina Utama, Golongan Ruang IV/e

Untuk dapat diangkat dalam jabatan peneliti, seorang Pegawai Negeri Sipil harus memenuhi angka kredit yang ditentukan dan mempunyai tugas pokok melakukan penelitian dan pengembangan dan bekerja pada satuan organisasi penelitian dan pengembangan. Jumlah angka kredit kumulatif minimal yang harus dipenuhi oleh seorang Pegawai Negeri Sipil untuk dapat diangkat menjadi pejabat peneliti adalah sebagaimana dimaksud dalam lampiran II Keputusan Menteri Negara Penertiban Aparatur Negara Nomor 01/MENPAN/1983, yaitu:
(1) Asisten Peneliti Muda = 100 angka kredit
(2) Asisten Peneliti Madya = 150 angka kredit
(3) Ajun Peneliti Muda = 200 angka kredit
(4) Ajun Peneliti Madya = 300 angka kredit
(5) Peneliti Muda = 400 angka kredit
(6) Peneliti Madya = 550 angka kredit
(7) Ahli Peneliti Muda = 700 angka kredit
(8) Ahli Peneliti Madya = 850 angka kredit
(9) Ahli Peneliti Utama = 1000 angka kredit

Jumlah angka kredit tersebut di atas, harus terdiri dari:
(1) Sekurang-kurangnya 70% (tujuh puluh persen) berasal dari unsur-unsur utama, karya tulis ilmiah, dan atau pemacuan teknologi (lihat Tabel 2).
(2) Sebanyak-banyaknya 30% (tiga puluh persen berasal dari unsur-unsur penunjang, yaitu pemasyarakatan ilmu dan teknologi, keikutsertaan dalam kegiatan ilmiah, pembinaan kader ilmiah, dan atau penghargaan ilmiah
(3) Angka kredit dari unsur kriteria karya tulis ilmiah yang diterbitkan sekurang-kurangnya harus sama dengan jumlah angka kredit dari unsur kriteria karya tulis ilmiah yang belum dan atau tidak diterbitkan.
(4) Untuk dapat diangkat sebagai Ahli Peneliti seorang Pegawai Negeri Sipil wajib memiliki angka kredit dari unsur kriteria karya tulis ilmiah hasil penelitian yang diterbitkandan atau disajikan dalam pertemuan ilmiah dan atau dalam pemacuan teknologi sekurang-kurangnya sebesar 30%(tiga puluh persen) yang di tulis /dibuatnya sendiri atau bersama dengan pejabat peneliti lain, dengan ketentuan ia sebagai penulis/pembuat utamanya.
(5) Apabila suatu karya tulis ilmiah atau pemacuan teknologi atau pemasyarakatan ilmu dan teknologi atau keikutsertaan dalam kegiatan ilmiah ditulis oleh lebih dari seorang, maka pembagian angka kreditnya ditetapkan 60%(enam puluh persen) bagi penulis utama dan 40% (empat puluh persen) bagi semua penulis pembantu.
(6) Apabila kriteria yang dipergunakan dalam penilaian berubah maka yang diperhitungkan hanya selisih angka kreditnya.
(7) Angka kredit dari unsur kriteria pendidikan bergelar hanya diperhitungkan satu kali dan yang dinilai ialah pendidikan tertinggi.
(8) Apabila Pegawai Negeri Sipil memperoleh pendidikan yang lebih tinggi setelah ia diangkat dalam jabatan peneliti, maka yang diperhitungkan hanyalah selisih angka kredit antara pendidikan yang diperoleh sebelumnya dengan pendidikan yang lebih tinggi itu (1).

3. Perancangan Sistem Informasi

Berdasarkan hasil analisis sistem kemudian dibuat rancangan sistemnya, meliputi: Diagram Konteks, Data Flow Diagram, Entity Relantionship Diagram (ERD), Relasi antar File, Struktur File, Struktur Program, Struktur Menu, Format Masukan dan Format Luaran.
Diagram konteks menggambarkan suatu sistem informasi secara global, termasuk aliran data dari masukan (input) ke proses kegiatan (sistem), dari proses ke proses, dan dari proses ke luaran (output) menjadi sebuah informasi yang terpadu.
Data Flow Diagram merupakan alat pemodelan dari proses analisis kebutuhan perangkat lunak. Dalam DFD dibahas fungsi-fungsi apa saja yang diperlukan oleh suatu sistem dan aliran data yang terdapat diantara proses di dalamnya. DFD berguna sebagai alat untuk memverifikasikan apakah sistem yang akan dibangun sudah memenuhi kriteria yang diinginkan oleh user atau belum. Data flow diagram dapat dikembangkan dari level yang paling rendah ke level yang lebih tinggi. DFD level 0 merupakan pengembangan dari diagram konteks, DFD level 1 merupakan pengembangan dari DFD level 0. Tiap proses dari DFD dapat dikembangkan lagi menjadi lebih detail sampai proses-proses tersebut tidak dapat dikembangkan lagi. Adapun Data Flow Diagram yang dari Sistem Pemrosesan Angka Kredit (PAK) bagi jabatan peneliti dapat dilihat pada Gambar 2 (DFD Level 0), Gambar 3 (DFD level 1 poses 1) , dan Gambar 4 (DFD level 1 proses 2).

4. Penutup
Hasil observasi terhadap sistem pemrosesan angka kredit bagi jabatan peneliti, dapat disimpulkan bahwa perlu adanya sistem yang berbasis komputer, sehingga pemasukan, pengolahan, penyimpanan, dan pencarian data dapat dilakukan dengan cepat, termasuk pembuatan laporan.
Untuk merealisasikan adanya sistem berbasis komputer, perlu dibuat diagram alir dokumen, sehingga dapat diketahui entitas yang terlibat; diagram konteks sistem untuk mengetahui hubungan antar entitas sumber, proses, dan entitas tujuan, hal ini memudahkan dalam melihat sistem yang akan dirancang secara global; diagram aliran data untuk mengetahui data yang mengalir dari entitas awal ke proses, data dari proses ke entitas tujuan, data dari proses ke proses, dan data dari proses ke file, begitu juga sebaliknya; diagram relasi entitas untuk mengetahui relasi antar file, termasuk kardinalitasnya apakah satu ke satu, satu ke banyak atau banyak ke banyak; struktur file; struktur menu dan struktur program, semuanya ini dilakukan dengan maksud untuk memudahkan dalam tahap implementasi.


Diposkan oleh FiTrA GiNanJaR di 13:01
0 komentar:

Poskan Komentar
Posting Lama Halaman Muka
Langgan: Poskan Komentar (Atom)
Guest Book Fitra

ShoutMix chat widget
Mengenai Saya
Foto Saya

FiTrA GiNanJaR

Lihat profil lengkapku
Video Fitra


Free Indo Flash Video Player at musik-live.net
musik Fitra


Free Indo Flash Mp3 Player at musik-live.net
Arsip Blog

* ▼ 2009 (5)
o ▼ Desember (3)
+ 4 Artikel analisa sistem informasi
+ Tugas Mandiri
+ CV
o ► Januari (2)
+ Foto
+ tentang raharja

Google Mini Seacrh