Senin, 21 Juni 2010

TUGAS SISTEM BASISDATA ( SI 138 F )

DISTRIBUTED DATABASE

TUGAS MANDIRI

KODE MATAKULIAH : SI 138 F

NAMA MATAKULIAH/SKS : SISTEM BASIS DATA / 3 SKS

NIM : 0822461693

NAMA : MUH. HAERUDIN

DOSEN PENGAJAR : HENDRI , M. Kom.



DISTRIBUTED DATABASE


Abstaksi

Secara teori Database adalah suatu sistem yang memproses input berupa data menjadi output yaitu informasi yang diinginkan. Untuk memperoleh Database yang handal perlu diperhatikan hal-hal seperti keamanan data, kualitas data, kemudahan akses, kemudahan pengolahan data, dan kemungkinan untuk pengembangan Database tersebut. Pada DataBase Manajemen System (DBMS) yang tersentralisasi kegagalan pada suatu site akan mematikan seluruh operasional DBMS. Namun pada Distributed DataBase Manajemen System (DDBMS) kegagalan pada salah satu site, atau kegagalan pada hubungan komunikasi dapat membuat beberapa site tidak dapat di akses, tetapi tidak membuat operasional DBMS tidak dapat dijalankan. Dan juga jika terjadi kegagalan dalam pengaksesan data pada suatu site di karenakan jaringan komunikasi terputus maka site yang ingin mengakses data tersebut dapat mengakses pada site yang tidak mengalami kerusakan.

I.PENDAHULUAN


I.1 Latar Belakang


Seiring dengan perkembangan teknologi informasi, dalam hal ini adalah teknologi database dan jaringan komputer, membuat suatu organisasi semakin mudah untuk lebih meningkatkan produktifitas kerjanya. Khususnya bagi organisasi yang mempunyai cabang-cabang yang tersebar di beberapa di tempat, kendala jarak dan waktu bisa teratasi. pengembangan sistem basis data adalah suatu keinginan untuk menyatukan data operasional dari suatu organisasi dan pengaksesan data yang terkontrol. Integrasi data dan kontrol data telah diimplementasikan pada bentuk data tersentralisasi,

Akan tetapi sistem database tersentralisasi mempunyai beberapa kelemahan, seperti putusnya koneksi antara komputer cabang (client database) dengan server database utama, akibat putusnya koneksi jaringan komputer. Atau ketika server database sedang down, masalah yang akan timbul adalah ketidaktersediaan data untuk beberapa waktu. Desain sistem database tersentralisasi juga mempunyai kelemahan lain seperti proses query dari semua client yang dibebankan pada satu server. Hal ini akan mengakibatkan menurunnya performansi dari server database untuk melayani proses transaksi data.

Adanya perkembangan pada jaringan komputer menghasilkan suatu bentuk desentralsasi .Pendekatan desentralisasi ini merupakan gambaran dari suatu organisasi yang memiliki banyak cabang organisasi, dimana terbagi – bagi menjadi beberapa divisi, departemen, proyek dan masih banyak lagi, dan dalam bentuk infrastruktur dan akan terbagi – bagi kembali menjadi beberapa kantor cabang, pabrik-pabrik dimana setiap unit tersebut mengoperasionalkan datanya secara sendiri – sendiri. Data yang digunakan secara bersama- sama dan efisiensi dalam pengaksesan data harus diiringi dengan perkembangan dari sistem basis data terdistribusi, yang merupakan refleksi dari struktur organisasi, sehingga data dapat diakses dimana saja dan melakukan penyimpanan data di lokasi yang memang data tersebut sering digunakan.

Salah satu solusi untuk mengatasi masalah-masalah tersebut adalah dengan mengimplementasikan desain sistem database terdistribusi. Sistem ini mendistribusikan keseluruhan atau sebagian data ke beberapa server database. Distribusi DBMS harus dapat mengatasi sekumpulan permasalahan informasi (islands of information ) itu. Dan DDBMS merupakan jawaban dari masalah geografi, masalah arsitektur komputer , masalah protokol komunikasi dan lain- lainnya. Sehingga sistem ini juga memungkinkan banyak pengguna sistem database yang tersebar di beberapa tempat yang terpisah, dapat melakukan akses dan pengolahan data tanpa harus tergantung pada koneksi ke satu server database utama.


II. PEMBAHASAN


II.1 Database Terdistribusi


Database terdistribusi adalah sebuah database yang diatur oleh sebuah Database Management System (DBMS) yang tersimpan secara fisik pada beberapa komputer yang terdapat pada beberapa lokasi dengan terkoneksi pada sebuah jaringan [3]. jaringan tersebut harus bisa menyediakan akses bagi user untuk melakukan sharing data. Terdapat dua macam sifat dari database terdistribusi yaitu Heterogenous dan Homogenous. Homogenous artinya suatu database terdistribusi dimana data di distribusikan pada beberapa komputer dengan menggunakan DBMS(database management system) yang sama. DBMS digunakan pada database terdistribusi untuk melakukan koordinasi data pada beberapa node. Sedangkan Heterogenous adalah kebalikan dari Homogenous dimana data di sebarkan dengan menggunakan DBMS yang berbeda.

Basis data terdistribusi (distributed database) adalah suatu basis data yang berada di bawah kendali sistem manajemen basis data (DBMS) terpusat dengan peranti penyimpanan (storage devices) yang terpisah-pisah satu dari yang lainnya. Tempat penyimpanan ini dapat berada di satu lokasi yang secara fisik berdekatan (misal: dalam satu bangunan) atau terpisah oleh jarak yang jauh dan terhubung melalui jaringan internet. Penggunaan basis data terdistribusi dapat dilakukan di server internet, intranet atau ekstranet kantor, atau di jaringan perusahaan.

Untuk menjaga agar basis data yang terdistribusi tetap up-to-date, ada dua proses untuk menjaganya, yakni replikasi dan duplikasi. Dalam replikasi, digunakan suatu perangkat lunak untuk mencari — atau lebih tepatnya melacak — perubahan yang terjadi di satu basis data. Setelah perubahan dalam satu basis data teridentifikasi dan diketahui, baru kemudian dilakukan perubahan agar semua basis data sama satu dengan yang lainnya. Proses replikasi memakan waktu yang lama dan membebani komputer karena kompleksitas prosesnya. Sementara itu, proses duplikasi tidak sama dan tidak sekompleks replikasi. Dalam proses ini, satu basis data dijadikan master, kemudian diperbanyak menjadi sejumlah duplikat. Selama proses duplikasi berlangsung, perubahan hanya boleh dilakukan pada basis data master agar data lokal tidak tertimpa.


II.2 Karakteristik database terdistribusi yaitu :


1. Kumpulan data yang digunakan bersama secara logic tersebar pada sejumlah computer yang berbeda

2. Komputer yang dihubungkan menggunakan jaringan komunikasi.

3. Data pada masing-masing situs dapat menangani aplikasi-aplikasi local secara otonom.

4. Data pada masing situs di bawah kendali satu DBMS.

5. Masing-masing DBMS berpartisipasi dalam sedikitnya satu aplikasi global.


II.3 Bentuk-bentuk Topologi Distribusi Data :

  1. Fully Connected Network Kalau salah satu node rusak, yang lainnya masih dapat berjalan (biaya mahal), kontrol manajemen tidak terjamin.
  2. Partialy Connected Network Reliability rendah, biaya dapat ditekan Kontrol manajemen tidak terjamin.
  3. Tree Structured Network Bersifat sentral, control manajemen lebih terjamin Kalau node pusat rusak, semua akan rusak. (setiap proses dimulai dari bawah).
  4. Ring Network Rusak satu, yang lain masih berjalan Kontrol manajemen kurang terjamin karena bersifat dsesentralisasi.
  5. Star Network Rusak satu, yang lain masih berjalan Kontrol manajemen kurang terjamin karena bersifat dsesentralisasi.


II.4 Keuntungan Distribusi Database

  1. Pengawasan distribusi dan pengambilan data Jika beberpa site yang berbeda dihubungkan, seorang pemakai yang berada pada satu site dapat mengakses data pada site lain. Contoh : sistem distribusi pada sebuah bank memungkinkan seorang pemakai pada salah satu cabang dapat mengakses data cabang lain.
  2. Reliability dan availability Sistem distribusi dapat terus menerus berfungsi dalam menghadapi kegagalan dari site sendiri atau mata rantai komunikasi antar site.
  3. Kecepatan pemrosesan query Contoh : jika site-site gagal dalam sebuah sistem terdistribusi, site lainnya dapat melanjutkan operasi jika data telah direplikasi pada beberapa site.
  4. Otonomi lokal Pendistribusian sistem mengijinkan sekelompok individu dalam sebuah perusahaan untuk melatih pengawasan lokal melalui data mereka sendiri. Dengan kemampuan ini dapat mengurangi ketergantungan pada pusat pemrosesan.
  5. Efisiensi dan fleksibel Data dalam sistem distribusi dapat disimpan dekat dengan titik diman data tersebut dipergunakan. Data dapat secara dinamik bergerak atau disain, atau salinannya dapat dihapus.


II.5 Kekurangan Distribusi Database

  1. Harga software mahal Hal ini disebabkan sangat sulit untuk membuat sistem database distribusi.
  2. Kompleksitas Site-site beroperasi secara paralel sehingga lebih sulit untuk menjamin kebenaran dan algoritma. Adanya kesalahan mungkin tak dapat diketahui.
  3. Biaya pemrosesan tinggi Perubahan pesan dan penambahan perhitungan dibutuhkan untuk mencapai koordinasi antar site.
  4. Sulit menjaga keutuhan data Banyaknya pengaksesan data membuat kurangnya sekuritas terhadap data yang telah terdistribusi.
  5. Kurangnya standar Tidak ada tool atau metodologi untuk membantu user mengubah database terpusat ke database terdistribusi.
  6. Kurang pengalaman Sistem DB terdistribusi bertujuan umum (generalpurpose) tidak sering digunakan. Yang digunakan adalah sistem prototype yang dibuat untuk satu aplikasi (misal : reservasi pesawat)
  7. Perancangan basis data lebih kompleks Sebelumnya menjadi keuntungan. Tetapi karena distribusi menyebabkan masalah sinkronisasi dan koordinasi, kontrol terdistribusi menjadi kerugian atau kekurangan di masalah ini.


II.6 Permasalahan


Distributed database memang memiliki banyak keunggulan terlebih untuk struktur organisasi saat ini. Namun diantara keunggulan itu, distributed database juga memungkinkan suatu sistem menjadi lebih kompleks, karena banyaknya database yang tersebar dan jumlah data yang banyak dan terus meningkat didalam suatu organisasi maupun perusahaan. Jika suatu database memiliki sejumlah data yang tersimpan dengan banyak query dan tabel, suatu permintaan mengakibatkan proses pencarian data atau source data menjadi lambat Selain itu banyaknya user yang dapat mengakses suatu tampilan web atau web display suatu sistem informasi juga menjadi lambat. Berikut ini disampaikan tampilan sumber data konvensional yang memiliki query bertingkat:













Gambar . Source Data Konvensional

Dari gambar diatas, kita bisa lihat bahwa untuk menghasilkan suatu tampilan pada web display, pada source data konvensional perlu dilakukan query bertingkat. Source data dilakukan mulai dari table yang satu kemudian tabel yang lain lalu ke query yang satu ke query yang lain. Bayangkan jika ada ratusan atau ribuan tabel dan query didalam suatu database, kemudian database itu terdistribusi sehingga terjadi hubungan antara database yang satu dengan yang lain. Berapa lama waktu yang dibutuhkan hanya untuk memberikan satu tampilan web?

Dari penjelasan di atas, dapat dirumuskan beberapa permasalahan yaitu sebagai berikut :
1. Apakah proses view karena query bertingkat sudah ada penelitiannya?
2. Berapa dampak dari lambatnya sebuah proses akibat query bertingkat?
3. Metode apa untuk mempercepat proses display pada suatu sistem database terdistribusi?
4. Apa kelemahan dan kelebihannya dengan metode baru yang diusulkan ini?

II.7 Literature review

Banyak penelitian yang sebelumnya dilakukan mengenai distributed database. Dalam upaya pengembangan distributed database ini perlu dilakukan studi pustaka sebagai salah satu dari penerapan metode penelitian yang akan dilakukan. Diantaranya adalah mengidentifikasikan kesenjangan (identify gaps), menghindari pembuatan ulang (reinventing the wheel), mengidentifikasikan metode yang pernah dilakukan, meneruskan penelitian sebelumnya, serta mengetahui orang lain yang spesialisasi dan area penelitiannya sama dibidang ini. Beberapa Literature review tersebut adalah sebagai berikut :

  1. Penelitian ini dilakukan oleh Jun Lin Lin dan Margaret H. Dunham dari Southerm Methodist University dan Mario A. Nascimento berjudul “ A Survey of Distributed Database Checkpointing”. Penelitian ini membahas mengenai checkpointing pada database terdistribusi dan pendekatan-pendekatan yang digunakan. Penelitian ini bermula dari adanya banyak survey yang dilakukan berkenaan dengan proses recovery database, dan banyak teknik yang diusulkan untuk mengatasinya. Dengan distributed database checkpointing, dapat mengurangi waktu proses recovery suatu kegagalan didalam database terdistribusi. Checkpointing dapat digambarkan sebagai suatu aktivitas menulis informasi ke penyimpanan yang stabil selama operasi normal dalam rangka mengurangi jumlah pekerjaan pada saat restart. Penelitian ini membantah bahwa sedikit batasan dan sedikit sumber daya menjadi masalah dalam pendekatan database terdistribusi, serta Membantah bahwa checkpointing hanya dapat digunakan untuk sistem distribusi banyak multidatabase. Meskipun penelitian ini telah banyak dilakukan namun cukup rumit dalam implementasinya. Dengan penelitian ini kita dapat mengembangkan database terdistribusi dengan checkpointing untuk mempercepat proses recovery database.
  2. Penelitian ini dilakukan oleh David J. DeWitt dari Universitas Wisconsin dan Jim Gray tahun 1992 berjudul “Parallel Database Systems:The Future of High Performance Database Processing”. Penelitian ini dilakukan dengan Konsep database terdistribusi yang merupakan database yang disimpan pada beberapa komputer yang terdistribusi satu sama lain. Pada penelitian ini, dijelaskan Sistem database paralel mulai menggantikan Mainframe komputer besar untuk pengolahan data dan transaksi tugas. Paralel database komputer memiliki arsitektur yang berkembang dari penggunaan perangkat lunak yang eksotik untuk perangkat keras yang paralel. Seperti kebanyakan aplikasi, user menginginkan hardware sistem database yang murah, cepat. Ini menyangkut tentang prosesor, memori dan disk. Akibatnya, konsep hardware database yang eksotis tidak sesuai untuk teknologi saat ini. Di lain sisi, ketersediaan microprocessors cepat, murah dan kecil menjadi paket standar murah tapi cepat sehingga menjadi platform yang ideal untuk sistem database paralel. Stonebraker mengusulkan rancangan sederhana untuk spektrum disain yaitu shared memory, shared disk dan shared nothing. Dan bahasa yang digunakan dalam database adalah SQL sesuai dengan standar ANSI dan ISO. Dengan penelitian ini, kita dapat mengembangkan sistem database agar dapat digunakan diberbagai ruang lingkup.
  3. Penelitian ini dilakukan oleh Carolyn Mitchell dari Norfolk State University berjudul “Components of a Distributed Database” tahun 2004. Penelitian ini membahas tentang komponen-komponen didalam database. Salah satu komponen utama dalam DDBMS adalah Database Manager. "Sebuah Database Manager adalah perangkat lunak yang bertanggung jawab untuk memproses segmen data yang didistribusikan. Komponen utama lainnya adalah Query User Interface, yang merupakan sebuah program klien yang bertindak sebagai sebuah antarmuka untuk Transaksi Manager yang terdistribusi.." Sebuah Transaksi Manager terdistribusi adalah program yang menterjemahkan permintaan dari pengguna dan mengkonversi mereka ke query database manager, yang biasanya didistribusikan. Sebuah sistem database yang terdistribusi terbuat dari kedua manajer yaitu Database Manager dan Transaksi Manager Terdistribusi.
  4. Penelitian yang dilakukan oleh Hamidah Ibrahim, “Deriving Global Integritas Dan Local Rules For Distributed Database. Fakultas Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi Universitas Putra Malaysia, 43400 UPM Serdang. Ibrahim mengatakan bahwa tujuan terpenting didalam database sistem adalah menjamin konsistensi data, yang berarti bahwa data yang terdapat dalam database harus baik dan akurat.Didalam pelaksanaan untuk menjaga konsistensi perubahan data sangat sulit, khususnya untuk didistribusikan dalam database. Dalam tulisan ini, menjelaskan sebuah algoritma penegakan aturan berdasarkan mekanisme untuk didistribusikan database yang bertujuan meminimalisir jumlah data yang harus ditransfer atau diakses diseluruh jaringan yang menjaga konsistensi dari database di satu situs, yaitu di situs mana pembaruan perlu dilakukan. Teknik ini disebut sebagai tes integritas generasi, yang berasal dari local dan global integritas, dan aturan yang telah efektif dapat mengurangi biaya kendala dalam memeriksa suatu data yang telah didistribusikan dalam lingkungan. Didalam penelitian ini upaya telah berhasil didalam menghasilkan sebuah sistem sentralistik yang besar tingkat kehandalan dan kesegarannya sehubungan dengan integritas data.
  5. Penelitian yang dilakukan oleh Steven P. Coy. “Security Implication of the Choice of Distributed Database Management System Model: Relational Vs Object Oriented. University of Maryland bahwa keamanan data harus dibenahi ketika mengembangkan database dan diantaranya memilih antara relational dan object oriented model. Banyak faktor yang harus dipertimbangkan, terutama dari segi efektifitas dan efisiensi, juga apakah sekuritas dan integritas ini memakan sumber daya yang terlalu besar tidak semata mata fitur keamanan. Disimpulkan bahwa kedua pilihan ini akan mempengaruhi kekuatan dan kelemahan dari database tersebut. Untuk centralized database kedua model ini bisa dikatakan sama baiknya. Namun untuk distributed database, relational model unggul dibidan sekuritas. Ini lebih banyak disebabkan bahwa object oriented model database masih kurang maturitasnya. Tetap saja didalam lingkungan heterogenous, proses integritasnya masih menimbulkan masalah. OODBMS tetap saja masih perlu perkembangan teknologi lebih lanjut, namun di lingkungan homogenous, OODBMS dapat menjadi pilihan yang baik.
  6. Penelitian yang dilakukan oleh Stephane Gançarski, Claudia León, Hubert Naacke, Marta Rukoz and Pablo Santini yang berjudul “Integrity Constraint Checking in Distributed Nested Transactions over a Database Cluster” adalah sebuah solusi untuk memeriksa integritas dan kendala global dalam berhubungan multi database sistem. Penelitian ini juga menyajikan hasil eksperimental yang diperoleh atas solusi PC cluster dengan Oracle9i DBMS. Tujuan adalah melakukan eksperimentasi untuk mengukur waktu yang dihabiskan dalam memeriksa kendala global dalam sistem yang terdistribusi. Alhasil menunjukkan bahwa overhead berkurang hingga 50% dibandingkan dengan pemeriksaan integritas yang terpusat. Studi menunjukkan bahwa sistem berkemungkinan besar melanggar referential integritas dan global conjunctive constraints. Namun dengan cara distributed nested transactions, dengan adanya eksekusi dan parallelism, integritas dapat lebih terjamin.
  7. Penelitian ini dilakukan oleh Allison L. Powell James C.dkk, Perancis Departemen Ilmu Komputer Universitas Virginia, berjudul berjudul The Impact of Database Selection on Distributed Searching. Penelitian ini menjelaskan bahwa distributed searching terdiri dari 3 bagian yaitu database selection, query processing, dan results merging. Cukup beberapa database yang dijadikan database seleksi (tidak semuanya) dan performa akan meningkat cukup signifikan. Bila seleksi database dilakukan dengan baik, pencarian secara distributed akan berkinerja lebih baik dibandingkan pencarian secara sentralisasi. Pencarian database juga ditambahkan proses seleksi dan ranking sehingga secara potensial meningkatkan efektifitas pencarian data.
  8. Penelitian ini dilakukan oleh Yin-Fu Huang dan HER JYH-CHEN (2001) dari Universitas Nasional Sains dan Teknologi Yunlin Taiwan, berjudul Fragment Allocation in Distributed Database Design. Pada penelitian ini menjelaskan mengenai Wild Area Network (WAN), fragmen alokasi adalah isu utama dalam distribusi database desain karena kekhawatiran kinerja keseluruhan didistribusikan pada system database. Disini system yang diusulkan sederhana dan modelnya yang komprehensif mencerminkan aktivitas transaksi yang didistribusikan dalam database. Berdasarkan model dan informasi transaksi, dua bentuk algoritma dikembangkan untuk mendapatkan alokasi yang optimal seperti total biaya komunikasi yang sebisa mungkin diminimalkan. Hasilnya menunjukkan bahwa alokasi fragmentasi ditemukan dengan menggunakan algoritma yang tepat akan menjadi lebih optimal. Beberapa penelitian juga dilakukan untuk memastikan bahwa biaya rumus dapat benar-benar mencerminkan biaya komunikasi didunia nyata.
  9. Penelitian ini dilakukan oleh Nadezhda Filipova dan Filcho Filipov (2008) dari University of Economics. Varna, Bul. Kniaz BorisI berjudul Development of database for distributed information measurement and control system. Penelitian ini menjelaskan mengenai pengembangan database dari pengukuran informasi yang didistribusikan dan sistem kontrol yang menerapkan metode optik untuk plasma spectroscopy fisika dan penelitian atom collisions dan menyediakan akses untuk mendapat informasi dan sumber daya perangkat keras di jaringan Intranet/Internet, berdasarkan database pada sistem manajemen database Oracle9i. Perangkat lunak klien yang diwujudkan adalah dalam Java Language. Perangkat lunak ini dikembangkan dengan menggunakan model arsitektur, yang memisahkan aplikasi data dari komponen grafis presentasi dan masukan pengolahan logika. Berikut grafis presentasi telah dilaksanakan, pengukuran radiasi dari Spectra beam plasma dan benda, perangsangan fungsi non-elastis collisions dari berat partikel dan analisis data yang diperoleh dalam percobaan sebelumnya. Berikut grafis klien yang memiliki fungsi interaksi dengan database browsing informasi tentang percobaan dari jenis tertentu, pencarian data dengan berbagai kriteria, dan memasukkan informasi tentang percobaan sebelumnya.
  10. Penelitian yang dilakukan oleh Lubomir Stanchev dari University of Waterloo tahun 2001 berjudul “Semantic Data Control In Distributed Database Environment”. Penelitian ini menyatakan bahwa ada tiga tujuan utama dalam semantic data control yaitu: view manajemen, data security dan semantic integrity control. Dalam sebuah relasi, fungsi-fungsi ini dapat mencapai keseragaman dengan menegakkan aturan-aturan manipulasi kontrol data. Solusinya adalah dengan sentralisasi ataupun terdistribusi. Dua hal utama yang efisien untuk melakukan kontrol adalah definisi data dan penyimpanan aturan (situs pilihan) dan penegakan desain algoritma yang meminimalkan biaya komunikasi. Masalahnya adalah sulit, karena peningkatan fungsi (dan umum) cenderung meningkatkan komunikasi situs. Solusi untuk semantik data kontrol terdistribusi adalah eksistensi dari sentralisasi solusi. Masalahnya adalah sederhana jika aturan kontrol sepenuhnya direplikasi di semua situs dan sulit jika situs otonomi dipatenkan. Selain itu, khusus optimasi dapat dilakukan untuk meminimalkan biaya kontrol data tetapi dengan tambahan overhead seperti pengelolaan data snapshot. Dengan demikian, spesifikasi kontrol data terdistribusi harus disertakan pada desain database sehingga biaya kontrol update untuk program-program ini juga dipertimbangkan.

Dari sepuluh literature review yang ada, telah banyak penelitian mengenai checkpointing, parallel database system, pembahasan component database system, juga mengenai security. Disamping itu juga ada pembahasan mengenai nested transaction, distributed searching, view management dan juga fragment allocation. Namun dapat disimpulkan pula bahwa belum ada peneliti yang secara khusus membahas atau mengatasi masalah proses view yang lambat akibat query bertingkat.


II.8 Pemecahan Masalah


Untuk mengatasi berbagai masalah diatas, maka diperlukan proses yang cepat dan efisien dalam mengakses seluruh data yang banyak dan tidak teratur di database, terlebih untuk suatu sistem database yang terdistribusi. Saat ini programmer lebih memilih menggunakan Ms Acces dan fungsi query untuk mengerjakan seluruh script perintah. Alhasil proses query besar-besaran terjadi setiap membutuhkan data. Penggunaan SQL server bukanlah hal yang baru dalam hal ini, maka dari itu diusulkan untuk dibentuknya suatu system yang lebih menuju ke proses pada saat loading penyajian data dan memiliki kecepatan yang secara kuadratik lebih cepat dibandingkan dengan cara konvensional. DMQ (Data Mart Query) merupakan metode yang menerapkan analogi ”Waste Space for Speed”. DMQ juga merupakan salah satu metode yang berbentuk terhadap pemisahan antara “Engine” dan “Display”. Dengan kata lain metode DMQ dapat langsung menampilkan source code pada display dan proses query yang dikerjakan pada engine. Secara umum DMQ menghasilkan sebuah display data yang jauh lebih cepat dibandingkan dengan menggunakan metode umum, karena DMQ tidak melakukan proses lagi dalam menampilkan data. Dan akhirnya DMQ merupakan suatu solusi yang dapat membantu kebutuhan user pada proses display data yang sebelumnya sangat lambat dan tidak efesien.

Pada Data Mart Query sumber data berasal dari tabel. Jadi pada proses DMQ ini, mengalokasikan seluruh data yang dipilih ke dalam suatu tabel.Sehingga user tidak perlu memikirkan pembuatan struktur tabel tujuan, yang perlu dipikirkan hanyalah dimana data tersebut berada. DMQ ini digunakan untuk menghindari penggunaan Query majemuk. DMQ akan mengorbankan besarnya kapasitas penyimpanan data (space harddisc) untuk meningkatkan kecepatan (increase speed). DMQ membutuhkan triger update data untuk menghasilkan data yang mutakhir.

Berikut ini adalah gambaran mengenai permintaan data dari user. Dimana seorang user melakukan permintaan akan suatu tampilan, kemudian data query module melakukan pencarian pada db1, db2 sampai dbn. Dengan menggunakan Data mart queries atau DMQ dari data query module langsung menghasilkan query yang diinmginkan dalam bentuk graphical display module yang dapat dilihat oleh user.













Gambar . Data Visualization dengan DMQ

Dengan Data Mart Query (DMQ) proses pencarian data lebih singkat, karena tidak seperti source data konvensional yang harus mencari dari tabel. Data Mart Query (DMQ) bisa memotong waktu proses karena proses pencarian data hanya ke satu tabel yang telah digabungkan.
























Gambar . Perbandingan source data konvensional

dan source data dengan Data Mart Query

Jika dibandingkan maka tampilannya akan seperti gambar diatas. Dimana dengan DMQ bisa membuat tampilan web lebih cepat dilakukan karena tidak memerlukan proses pencarian yang rumit. Hal ini juga dapat dibuktikan pada grafik .












Keterangan :
= Tidak menggunakan DMQ
= Menggunakan DMQ

Grafik . Perbandingan Waktu dan Jumlah data

Pada grafik diatas, dapat dilihat bagaimana perbandingan waktu dan jumlah data untuk suatu display web dimana jumlah data untuk masing-masing grafik nilainya sama. Grafik diatas menjelaskan bahwa jika suatu view tidak menggunakan DMQ, maka grafiknya akan naik keatas, atau semakin besar jumlah data maka waktu prosesnya akan semakin lama. Dengan demikian secara eksponensial dapat dinyatakan sebagai berikut:


Y = mX2+ b

Namun sebaliknya jika menggunakan DMQ untuk viewnya maka berapapun jumlah datanya waktu yang dibutuhkan untuk proses viewnya relatif konstan.


Jumlah Data Waktu Waktu(DMQ)
250 12 0.80
500 18 0.86
750 20 0.89
1000 25 0.90
1250 30 0.95
1500 32 0.98
1750 41 1.00
2000 53 1.00
2250 66 0.99
Tabel . Perbandingan waktu proses

TUGAS SISTEM BASISDATA

III. DAFTAR PUSTAKA

  • Hasibuan Zaenal.A., Rahardja Untung, Hidayati. Artikel CCIT Journal Edisi 1 Vol. 1 No.3: Mencapture EQ melalui Daftar nilai indeks mutu kumulatif (IMK) berbasis ICT. Tangerang: Perguruan Tinggi Raharja.
  • Allison L. Powell James C.dkk. The Impact of Database Selection on Distributed Searching. Perancis. Departemen Ilmu Komputer. Universitas Virginia
  • DeWitt. D.J., Gray.J.1992. Parallel Database Systems: The Future of High Performance Database Processing. San Francisco: Computer Sciences Department, University of Wisconsin. Citeseer.
  • Filipova Nadezhda dan Filipov Filcho. 2008. Development Of Database For Distributed Information Measurement And Control System University of Economics. Varna, Bul. Kniaz Boris I
  • Hamidah Ibrahim. 2, Desember 2001. Deriving Global And Local Integrity Rules For A Distributed Database. Departement of Computer Science Faculty of Computer Science and Information Technology, University Putra Malaysia 43400 UPM Serdang.
  • Huang Yin-Fu dan JYH-CHEN HER. 2001. Fragment Allocation in Distributed Database Design. Nasional Yunlin Universitas Sains dan Teknologi Yunlin. Taiwan 640, R.O.C.
  • Lin. J. L., Dunham M. H. and Nascimento M. A. A Survey of Distributed Database Checkpointing. Texas: Department of computer science and engineering, Shoutern Methodist University. Citeseer.
  • Mitchell Carolyn. 2004. Component of a distributed database. Department of Computer science, Norfolk state University.
  • Stanchev Lubomir. February 2001. Semantic Data Control In Distributed Database Environment. University of Waterloo.
  • Stephane Gangarski, Claudia Leon, Hurbert Naacke, Marta Rukoz and Pablo Santini. Desember 2006. Integrity Constraint Checking In Distributed Nested Transactions Over A Database Clustur. Laboratorie the Information Paris 6. University Pierre et Marie Curie 8 rue du Capitaine Scott, 75015, Paris. Centro de Computacion Paralela Y Distribuida, Universidad Central de Venezuela. Apdo. 47002, Los Chaguaramos, 1041 A, Caracas, Venezuela.
  • Steven P Coy. Security Implications of the Choice of Distributed Database Management System Model: Relational Vs Object Oriented. University of Maryland.
  • www.pribadiraharja.com/supriadi/dmq.htm. tentang Penerapan metode Data Mart Query (DMQ) dalam Distributed Database System. Distributed Database. 2009.
  • www.fannieliyana.multiply.com/links/5/Makalah_Sistem_Basis_Data. tentang makalah Sistem Basis Data. Sistem Basis Data Juni 2009.
  • http://pt4171it.wordpress.com/2009/12/23/sistem-database-terdistribusi/trackback/. Tentang Sistem Basis Data Terdistribusi. Desember 2009.
  • www.pribadiraharja.com/lisnaamelia/DISTRIBUSIDATABASE.doc. Tentang Distribusi Database.
  • http://imachubby.blogspot.com/2010/05/distribusi-database.html. tentang Distribusi Database. Mei 2010.
  • www. irmarr.staff.gunadarma.ac.id/.../BAB+1+DDBMS+Konsep+dan+Design.doc . tentang DDBMS Konsep dan Design

Read More......

Kamis, 10 Juni 2010

4. Artikel SISTEM OPERASI selanjutnya >>
Sejarah Sistem Operasi dari DOS, Windows sampai Linux


Jangan melupakan sejarah …!
Kalimat ini bukan hanya berlaku di dunia nyata, tetapi juga di dunia komputer, khususnya dunia sistem operasi.
Mempelajari sejarah memang menarik, bahkan sekalipun itu hanya sejarah sistem operasi / operating system (OS) suatu komputer. Paling tidak dengan mempelajari sejarah sistem operasi komputer, wawasan kita bertambah luas dan tidak hanya berkutat pada satu sistem operasi saja.
Artikel ini akan menguraikan sejarah sistem operasi dari DOS, Mac, Windows, BSD, sampai Linux.
1980
• QDOS : Tim Paterson dari Seattle Computer menulis QDOS yang dibuat dari OS terkenal pada masa itu, CP/M. QDOS (Quick and Dirty Operating System) dipasarkan oleh Seatle Computer dengan nama 86-DOS karena dirancang untuk prosesor Intel 8086.
• Microsoft : Bill Gates dari Microsoft membeli lisensi QDOS dan menjualnya ke berbagai perusahaan komputer.
1981
• PC¬ DOS : IBM meluncurkan PC¬ DOS yang dibeli dari Microsoft untuk komputernya yang berbasis prosesor Intel 8086.
• MS¬ DOS : Microsoft menggunakan nama MS¬ DOS untuk OS ini jika dijual oleh perusahaan diluar IBM.
1983
• MS¬ DOS 2.0 : Versi 2.0 dari MS¬ DOS diluncurkan pada komputer PC XT.
1984
• System 1.0 : Apple meluncurkan Macintosh dengan OS yang diturunkan dari BSD UNIX. System 1.0 merupakan sistem operasi pertama yang telah berbasis grafis dan menggunakan mouse.
• MS ¬DOS 3.0 : Microsoft meluncurkan MS DOS 3.0 untuk PC AT yang menggunakan chip Intel 80286 dan yang mulai mendukung penggunaan hard disk lebih dari 10 MB.
• MS ¬DOS 3.1 : Microsoft meluncurkan MS¬DOS 3.1 yang memberikan dukungan untuk jaringan.
1985
• MS ¬Windows 1.0 : Microsoft memperkenalkan MS¬Windows, sistem operasi yang telah menyediakan lingkungan berbasis grafis (GUI) dan kemampuan multitasking. Sayangnya sistem operasi ini sangat buruk performanya dan tidak mampu menyamai kesuksesan Apple.
• Novell Netware : Novell meluncurkan sistem operasi berbasis jaringan Netware 86 yang dibuat untuk prosesor Intel 8086.
1986
• MS¬ DOS 3.2 : Microsoft meluncurkan MS¬ DOS 3.2 yang menambahkan dukungan untuk floppy 3.5 inch 720 KB.
1987
• OS/2 : IBM memperkenalkan OS/2 yang telah berbasis grafis, sebagai calon pengganti IBM PC DOS.
• MS¬ DOS 3.3 : Microsoft meluncurkan MS¬ DOS 3.3 yang merupakan versi paling populer dari MS DOS.
• Windows 2.0 : Windows versi 2.0 diperkenalkan.
• MINIX : Andrew S. Tanenbaum mengembangkan Minix, sistem operasi berbasis Unix yang ditujukan untuk pendidikan. MINIX nantinya menginspirasi pembuatan Linux.
1988
• MS¬ DOS 4.0 : Microsoft mengeluarkan MS¬DOS 4.0 dengan suasana grafis.
• WWW : Proposal World Wide Web (WWW) oleh Tim Berners¬Lee.
1989
• NetWare/386 (juga dikenal sebagai versi 3) diluncurkan oleh Novell untuk prosesor Intel 80386.
1990
• Perpisahan : Dua perusahaan raksasa berpisah, IBM berjalan dengan OS/2 dan Microsoft berkonsentrasi pada Windows.
• Windows 3.0 : Microsoft meluncurkan Windows versi 3.0 yang mendapat sambutan cukup baik.
• MS¬Office : Microsoft membundel Word, Excel, dan PowerPoint untuk menyingkirkan saingannya seperti Lotus 1¬2¬3, Wordstar, Word Perfect dan Quattro.
• DR DOS : Digital Research memperkenalkan DR DOS 5.0.
1991
• Linux 0.01 : Mahasiswa Helsinki bernama Linus Torvalds mengembangkan OS berbasis Unix dari sistem operasi Minix yang diberi nama Linux.
• MS DOS 5.0 : Microsoft meluncurkan MS¬DOS 5.0 dengan penambahan fasilitas full¬-screen editor, undelete, unformat dan Qbasic.
1992
• Windows 3.1 : Microsoft meluncurkan Windows 3.1 dan kemudian Windows for Workgroups 3.11 di tahun berikutnya.
• 386 BSD : OS berbasis Open Source turunan dari BSD Unix didistribusikan oleh Bill Jolitz setelah meninggalkan Berkeley Software Design, Inc (BSDI). 386 BSD nantinya menjadi induk dari proyek Open Source BSD lainnya, seperti NetBSD, FreeBSD, dan OpenBSD.
• Distro Linux : Linux didistribusikan dalam format distro yang merupakan gabungan dari OS plus program aplikasi. Distro pertama Linux dikenal sebagai SLS (Softlanding Linux System).
1993
• Windows NT : Microsoft meluncurkan Windows NT, OS pertama berbasis grafis tanpa DOS didalamnya yang direncanakan untuk server jaringan.
• Web Browser : NCSA memperkenalkan rilis pertama Mosaic, browser web untuk Internet.
• MS¬ DOS 6.0 : Microsoft memperkenalkan MS¬DOS 6.0 Upgrade, yang mencakup program kompresi harddisk DoubleSpace.
• Slackware : Patrick Volkerding mendistribusikan Slackware Linux yang menjadi distro populer pertama di kalangan pengguna Linux.
• Debian : Ian Murdock dari Free Software Foundation (FSF) membuat OS berbasis Linux dengan nama Debian.
• MS¬ DOS 6.2 : Microsoft meluncurkan MS¬DOS 6.2.
• NetBSD : Proyek baru OS berbasis Open Source yang dikembangkan dari 386BSD dibuat dengan menggunakan nama NetBSD.
• FreeBSD : Menyusul NetBSD, satu lagi proyek yang juga dikembangkan dari 386BSD dibuat dengan nama FreeBSD.
1994
• Netscape : Internet meraih popularitas besar saat Netscape memperkenalkan Navigator sebagai browser Internet.
• MS¬DOS 6.22 : Microsoft meluncurkan MS¬DOS 6.22 dengan program kompresi bernama DriveSpace. Ini merupakan versi terakhir dari MS DOS.
• FreeDOS : Jim Hall, mahasiswa dari Universitas Wisconsin¬River Falls Development mengembangkan FreeDOS. FreeDOS dibuat setelah Microsoft berniat menghentikan dukungannya untuk DOS dan menggantikannya dengan Windows 95.
• SuSE : OS Linux versi Jerman dikembangkan oleh Software und System Entwicklung GmbH (SuSE) dan dibuat dari distro Linux pertama, SLS.
• Red Hat : Marc Ewing memulai pembuatan distro Red Hat Linux.
1995
• Windows 95 : Microsoft meluncurkan Windows 95 dengan lagu Start Me Up dari Rolling Stones dan terjual lebih dari 1 juta salinan dalam waktu 4 hari.
• PC DOS 7 : IBM memperkenalkan PC DOS 7 yang terintegrasi dengan program populer pengkompres data Stacker dari Stac Electronics. Ini merupakan versi terakhir dari IBM PC DOS.
• Windows CE : Versi pertama Windows CE diperkenalkan ke publik.
• PalmOS : Palm menjadi populer dengan PalmOS untuk PDA.
• OpenBSD : Theo de Raadt pencetus NetBSD mengembangkan OpenBSD.
1996
• Windows NT 4.0 : Microsoft meluncurkan Windows NT versi 4.0
1997
• Mac OS : Untuk pertama kalinya Apple memperkenalkan penggunaan nama Mac OS pada Mac OS 7.6.
1998
• Windows 98 : Web browser Internet Explorer menjadi bagian penting dari Windows 98 dan berhasil menumbangkan dominasi Netscape Navigator.
• Server Linux : Linux mendapat dukungan dari banyak perusahaan besar, seperti IBM, Sun Microsystem dan Hewlet Packard. Server berbasis Linux mulai banyak dipergunakan menggantikan server berbasis Windows NT.
• Google : Search Engine terbaik hadir di Internet dan diketahui menggunakan Linux sebagai servernya.
• Japan Goes Linux : TurboLinux diluncurkan di Jepang dan segera menjadi OS favorit di Asia, khususnya di Jepang, China dan Korea.
• Mandrake : Gael Duval dari Brazil mengembangkan distro Mandrake yang diturunkan dari Red Hat.
1999
• Support : Hewlett Packard mengumumkan layanan 24/7 untuk distro Caldera, Turbo Linux, Red Hat dan SuSE.
• Corel Linux : Corel pembuat program Corel Draw, yang sebelumnya telah menyediakan Word Perfect versi Linux, ikut membuat OS berbasis Linux dengan nama Corel Linux dan yang nantinya beralih nama menjadi Xandros.
2000
• Mac OS/X : Mac OS diganti dengan mesin berbasis BSD Unix dengan kernel yang disebut sebagai Mac OS/X.
• Windows 2000: Microsoft meluncurkan Windows 2000 sebagai penerus Windows NT.
• Windows Me : Microsoft meluncurkan Windows Me, versi terakhir dari Windows 95.
• China Goes Linux : Red Flag Linux diluncurkan dari Republik Rakyat China.
• Microsoft vs IBM : CEO Microsoft Steve Ballmer menyebut Linux sebagai kanker dalam sebuah interview dengan Chicago Sun¬Times. Di lain pihak, CEO IBM Louis Gartsner menyatakan dukungan pada Linux dengan menginvestasikan $ 1 milyar untuk pengembangan Linux.
2001
• Windows XP : Microsoft memperkenalkan Windows XP.
• Lindows: Michael Robertson, pendiri MP3.com, memulai pengembangan Lindows yang diturunkan dari Debian. Nantinya Lindows berganti nama menjadi Linspire karena adanya tuntutan perubahan nama oleh Microsoft.
2002
• Open Office : Program perkantoran berbasis Open Source diluncurkan oleh Sun Microsystem.
• OS Lokal : OS buatan anak negeri berbasis Linux mulai bermunculan, diantaranya Trustix Merdeka, WinBI, RimbaLinux, Komura.
2003
• Windows 2003 : Microsoft meluncurkan Windows Server 2003.
• Fedora : Redhat mengumumkan distro Fedora Core sebagai penggantinya. Nantinya ada beberapa distro lokal yang dibuat berbasiskan Fedora, seperti BlankOn 1.0 dan IGOS Nusantara.
• Novell : Ximian, perusahaan pengembang software berbasis Linux dibeli oleh Novell, begitu juga halnya dengan SuSE yang diakuisisi oleh Novell.
• LiveCD : Knoppix merupakan distro pertama Linux yang dikembangkan dengan konsep LiveCD yang bisa dipergunakan tanpa harus diinstal terlebih dahulu. Distro lokal yang dibuat dari Knoppix adalah Linux Sehat dan Waroeng IGOS.
2004
• Ubuntu : Versi pertama Ubuntu diluncurkan dan didistribusikan ke seluruh dunia. Ada beberapa versi distro yang dikeluarkan, yaitu Ubuntu (berbasis Gnome), Kubuntu (berbasis KDE), Xubuntu (berbasis XFCE), dan Edubuntu (untuk pendidikan).
2005
• Mandriva : Mandrake bergabung dengan Conectiva dan berganti nama menjadi Mandriva.
2006
• Unbreakable Linux : Oracle ikut membuat distro berbasis Linux yang diturunkan dari Red Hat Enterprise.
• CHIPLux : Distro lokal terus bermunculan di tahun ini, bahkan Majalah CHIP yang lebih banyak memberikan pembahasan tentang Windows juga tidak ketinggalan membuat distro Linux dengan nama CHIPLux, yang diturunkan dari distro lokal PC LINUX dari keluarga PCLinuxOS (varian Mandriva). CHIPLux merupakan distro lokal pertama yang didistribusikan dalam format DVD.
2007
• Vista : Setelah tertunda untuk beberapa lama, Microsoft akhirnya meluncurkan Windows Vista. Windows Vista memperkenalkan fitur 3D Desktop dengan Aero Glass, SideBar, dan Flip 3D. Sayangnya semua keindahan ini harus dibayar mahal dengan kebutuhan spesifikasi komputer yang sangat tinggi.
2008
• 3D OS : Tidak seperti halnya Vista yang membutuhkan spesifikasi tinggi, 3D Desktop di Linux muncul dengan spesifikasi komputer yang sangat ringan. Era hadirnya teknologi 3D Desktop di Indonesia ditandai dengan hadirnya sistem operasi 3D OS yang dikembangkan oleh PC LINUX. Ada beberapa versi yang disediakan, yaitu versi 3D OS untuk pengguna umum serta versi distro warnet Linux dan game center Linux.

Read more: http://www.pclinux3d.com/linux/sejarah-sistem-operasi-dari-dos-windows-sampai-linux.html#ixzz0q4HpldWx


Minggu, 06 Juni 2010

3. Artikel selanjutnya>> tentang SISTEM OPERASI

' Fitur Vista pada Windows XP SP3'

Beberapa fitur ' Windows Vista ' akan dimasukkan ke dalam versi Windows XP SP3 yang akan datang. Begitulah berita yang sedang banyak dilansir media massa pada akhir pekan ini berkaitan dengan pembuatan Windows XP SP3.
Seperti yang dinyatakan NeoSmart Technologies kepada ComputerWorld, Windows XP3 3205 yang telah dirilis ke dalam versi beta tester pada hari Minggu, memasukkan empat fitur diantara seribu macam perbaikan yang telah banyak diberitakan semenjak debut Windows XP SP2 tiga tahun yang lalu. Menurut NeoSmart, salah satu fitur Windows Vista yang akan dimasukkan adalah fitur backported di mana di dalamnya termasuk Network Access Protection (NAP), sebuah kebijakan teknologi yang menginspeksi komputer terlebih dahulu sebelum terhubung dengan suatu jaringan besar, kemudian juga akan mengupdate secara otomatis ataupun melakukan pengeblokan jikalau ada yang tidak memenuhi kriteria keamanan. Tambahan lainnya berasal dari modul kernel yang memuat beberapa algoritma enkripsi yang dapat diakses oleh 3rd party developer. Model aktivasi Windows yang terbaru tidak akan membuat user menginputkan nomor seri produk (product key) lagi. Microsoft akan mengumumkan Windows XP SP3 didukung NAP dari Windows Vista dan yang juga akan termasuk dalam penyelesaian Windows Server 2008. Direncanakan Microsoft akan merilis Windows XP SP3 ini pada awal tahun 2008, dan sekaligus akan menjadikan XP sebagai Sistem Operasi berumur enam tahun.(dna).


ARTIKEL - artikel SisteM Operasi

1. ARTIKEL PENGATURAN MEMORY oleh
SEBUAH
SISTEM OPERASI " WINDOWS XP "


LATAR BELAKANG

MEMORY adalah inti dari sistem komputer modern. CPU mengambil instruksi dari memori yang ada pada couner. Intruksi dapat berupa menmpatkan/ mnyimpan dari/ ke alamat dimemori, penambahan, dsb.
Sistem Operasi adalah perangkat lunak yang bertindak sebagai perantara antara pemakai komputer dan perangkat keras .

* PEMBAHASAN *

Virtual Memory
Virtual memory pada windows disebut sebagai swap file atau paging file. Virtual memori berfungsi sebagai memori tambahan untuk mendukung kinerja RAM ( Random Access Memory) itu sendiri. File Swap memanfaatkan kapasitas hardisk untuk menampung file- file yang bersifat sementara. Salah satu penyebab lambatnya kinerja komputer saat menjalankan beberapa aplikasi/program secara bersamaan (multiple task) dikomputer adalah karena keterbatasan kaasitas RAM (Random Access Memory ) pada komputer. Jika kapasitas RAM sudah penuh oleh data-data dari aplikasi/program yang sedang berjalan di komputer maka data-data tersebut akan disimpan sementara pada page file. Data proses yang berada di page file ini sewaktu-waktu dapat dipindahkan dan diproses kembali di RAM apabila aplikasi/program yang besangkutan membutuhkannya. Dengan cara ini RAM bisa menjadi lebih ringan sehingga komputer bisa bekerja lebih cepat.
Untuk mengakses pengaturan virtual memory pada Windows XP dapat dilakukan dengan cara berikut :
Start > Control Panel > System
atau
Start > Run > ketikkan “Sysdm.cpl” (tanpa kutip) kemudian klik OK
Umumnya kapasitas minimal yang dibutuhkan oleh virtual memory sekitar 1,5 kali dari kapasitas RAM yang digunakan. Sedangkan kapasitas maksimal yang dibutuhkan sekitar 2-3 kali dari kapasitas RAM. Untuk memulai pengaturan, perhatikan langkah-langkah berikut ini:
1. Buka Control Panel, kemudian klik ganda ikon System.
2. Pada tampilan Control Panel, klik ganda pada System maka akan tampil jendela System Properties. Di situ akan terdapat beberapa pilihan tab yang dapat dipilih, dalam tab-tab tersebut akan mempunyai fungsi tersendiri. Pada tab general berfungsi untuk melihat sistem yang digunakan, nama komputer, kapasitas processor, maupun kapasitas memori yang digunakan. Pada tab Computer Name, terdapat dua pengaturan,yaitu Network yang berfungsi untuk membuat domain dalam suatu jaringan komputer dan Change berfungsi untuk mengubah nama komputer dan workgroup. Pada tab Hardware terdapat beberapa tombol pengaturan, misalnya device manager akan dapat mendeteksi hardware-hardware yang ada pada komputer tersebut, dan lain sebagainya. Tab System Restore berfungsi untuk mengaktifkan dan tidaknya system restore pada sistem operasi. Dan masih banyak tab-tab lainnya yang bisa digunakan.
3. Klik tab Advanced yang terdapat pada jendela tersebut, klik tombol Settings pada bagian kelompok kotak Perfomance. Maka akan membuka jendela baru, yaitu Performance Options.
4. Pada tab Visual Effects tentukan pilihan untuk mempercepat perfoma Windows. Misalnya pilih Adjust for best perfomance, maka pilihan checkbox dibawahnya tidak aktif semua.jika Anda tetap ingin menampilkan beberapa efek, maka pilihlah Custom dan aktifkan checkbox. Misal jika ingin menampilkan efek bayangan pada menu, maka aktifkan pilihan Show shadows under menus.
5. Ke pengaturan Virtual Memory, klik tab Advanced.
6. Pada kelompok kotak Virtual Memory, klik tombol Change.
7. Muncul kotak dialog Virtual Memory, tentukan pilihan drive yang merupakan lokasi ditempatkannya sistem operasi Windows. Pada kelompok kotak Paging file size for selected drive terdapat tiga pilihan pengaturan, yaitu Custom size, System managed size, dan No paging file.
8. Pilih No paging file jika Anda mempunyai memory lebih dari 512 MB, pilih pilihan System managed size bila Anda ingin Windows yang mengatur yang terbaik untuk komputer Anda.
9. Jika Anda menginginkan tweak lebih lanjut, maka pilih pilihan Custom size, kemudian tentukan nilai Initial size dan Maximum size dalam MB. Perhitungan nilai Initial dan Maximum dapat dihitung menggunakan pengali angka 1,5. Misal jika Anda mempunyai memory 512 maka perhitungannya 1,5 x 512 = 768. Nilai 768 merupakan nilai rata-rata initial dan maximum, sehingga Anda bisa memberi nilai range untuk initial misal 500 dan nilai maximum 900. Dan jika Anda menginginkan nilai yang tetap (fixed), Anda boleh juga memasukkan nilai misal sebesar 800 untuk initial dan maximum.
10. Setelah Anda tentukan kemudian klik tombol Set.
11. Klik tombol OK jika sudah yakin, sehingga Anda akan kembali ke jendela Performance Options.
12. Klik OK lagi untuk kembali ke jendela System Properties.
13. Klik OK, kemudian restart komputer untuk merasakan perubahan yang terjadi.
Alamat Virtual Storage Space dan Fisik
Jumlah maksimum dari memori fisik didukung oleh Microsoft Windows dari berkisar 2 GB sampai 2 TB, tergantung pada versi Windows. Ruang alamat virtual setiap proses bisa lebih kecil atau lebih besar dari total memori fisik yang tersedia pada komputer. Subset dari ruang alamat virtual dari proses yang berada di memori fisik dikenal sebagai working set. Jumlah virtual address space yang tersedia untuk memproses dibatasi oleh memori fisik dan ruang bebas di disk yang tersedia untuk file paging.
penyimpanan fisik dan ruang alamat virtual setiap proses tersebut akan disusun dalam halaman, unit memori, ukuran yang tergantung pada komputer host. Sebagai contoh, pada komputer x86 ukuran halaman host adalah 4 kilobyte.
Untuk memaksimalkan fleksibilitas dalam mengelola memori, sistem ini dapat memindahkan halaman dari memori fisik ke dan dari file paging pada disk. Ketika halaman dipindahkan dalam memori fisik, pembaruan sistem peta-peta halaman proses terpengaruh. Ketika sistem membutuhkan ruang memori fisik, bergerak yang paling terakhir digunakan halaman dari memori fisik ke file paging. Manipulasi dari memori fisik oleh sistem sudah benar-benar transparan untuk aplikasi, yang beroperasi hanya dalam ruang alamat virtual.

Sabtu, 05 Juni 2010

ARTIKEL selanjutnya >>

2. SISTEM OPERASI "LINUX".

'LINUX'
adalah sebuah program open source yang gratis di bawah lisensi GNU, sistem operasi 32-64 bit, yang merupakan turunan dari Unix dan dapat dijalankan pada berbagai macam platform perangkat keras mulai dari Intel (x86), hingga prosesor RISC. Linux sebagai program open source yang gratis Salah satu yang membuat Linux terkenal adalah karena gratis. Dengan lisensi GNU (Gnu Not Unix) Anda dapat memperoleh program, lengkap dengan kode sumbernya (source code). Tidak hanya itu, Anda diberikan hak untuk mengkopi sebanyak Anda mau, atau bahkan mengubah kode sumbernya.Dan itu semua legal dibawah lisensi. Meskipun gratis, lisensi GNU memperbolehkan pihak yang ingin menarik biaya untuk penggandaan maupun pengiriman program.
Kebebasan yang paling penting dari Linux, terutama bagi programmer dan administrator jaringan, adalah kebebasan memperoleh kode sumber (source code) dan kebebasan untuk mengubahnya. Ini berimplikasi pada beberapa hal penting. Pertama keamanan, yang kedua dinamika.

Teknologi/Fasilitas dalam Linux
• multitasking: beberapa program berjalan sekaligus.
• multiuser: beberapa pemakai pada mesin yang sama sekaligus (dan tanpa lisensi dua-pemakai!).
• multiplatform: berjalan pada berbagai CPU yang berbeda, tidak hanya Intel.
memiliki proteksi memori antar proses, sedemikian sehingga sebuah program tidak dapat menyebabkan seluruh sistem down.semua source code tersedia, termasuk seluruh kernel dan driver-drivernya, pengembangan tools dan semua program pemakai; dan semuanya didistribusikan secara gratis. Banyak program komersil yang disediakan untuk Linux tanpa source, tetapi semua yang asalnya gratis, termasuk seluruh sistem operasi dasar, tetap saja gratis.
• akses ke partisi MS-DOS (atau partisi OS/2 FAT) yang transparan melalui sistem file yang khusus: Anda tidak perlu menggunakan perintah yang khusus untuk menggunakan partisi MS-DOS, tampak sebagaimana sistem file Unix pada umumnya (kecuali untuk pembatasan nama file yang aneh, perijinan, dsb). Partisi MS-DOS 6 yang terkompres saat ini tidak berfungsi bila tanpa patch (dmsdosfs). VFAT (WNT, Windows 95) juga bisa digunakan pada Linux 2.0.
• sistem file yang khusus dan disebut UMSDOS memungkinkan Linux di instal pada sistem file DOS.
• HPFS-2 yang read-only mendukung OS/2 2.1
Kelebihan
1. Linux merupakan sistem operasi bebas dan terbuka. Sehingga dapat dikatakan, tidak terdapat biaya lisensi untuk membeli atau menggunakan Linux.
2. Linux mudah digunakan.
3. Hampir semua aplikasi yang terdapat di Windows, telah terdapat alternatifnya di Linux. Kita dapat mengakses situs web Open Source as Alternative untuk memperoleh informasi yang cukup berguna dan cukup lengkap tentang alternatif aplikasi Windows di Linux.
4. Keamanan yang lebih unggul daripada Windows
5. Linux relatif stabil. Komputer yang dijalankan di atas sistem operasi UNIX sangat dikenal stabil berjalan tanpa henti. Linux, yang merupakan varian dari UNIX, juga mewarisi kestabilan ini.
6. Linux mempunyai kompatibilitas ke belakang yang lebih baik (better backward-compatibilty).
Kekurangan
1. Proses instalasi software / aplikasi yang tidak semudah di Windows.
2. Dukungan perangkat keras dari vendor-vendor tertentu yang tidak terlalu baik pada Linux.
Distro Pada Linux
• Torbo Linux
• Madriva
• Sabayon
• Debian
• Ubuntu
• Suse
• Blankon
• fendora

Selasa, 12 Januari 2010

Artikel analisa sistem informasi

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI LABORATORIUM RUMAH SAKIT KANKER DHARMAIS DENGAN MENGGUNAKAN TOTAL ARCHITECTURE SYNTESIS

Abstrak

Tujuan dari penelitian ini adalah melakukan perancangan dan implementasi sistem Informasi Laboratorium di Rumah Sakit Kanker Dharmais (RSKD). Metode penelitian yang digunakan adalah metode analisis, metode perancangan dengan menggunakan Total Architecture Synthesis (TAS) dan metode perancangan basis data. Metode analisis meliputi survei langsung ke laboratorium klinik RSKD, dan wawancara dengan pengguna sistem yang sedang berjalan di Laboratorium Klinik RSKD. Metode perancangan dengan menggunakan TAS meliputi tahap-tahap perancangan yang ada dalam konsep TAS antara lain:

1. Menentukan Initial Scope (Defining the Initial Scope)

2. Menentukan Kebutuhan (Defining the Requirements)

3. Mendesain Arsitektur Proses Bisnis (Designing the Bussiness Process Architecture)

4. Mendesain Arsitektur system (Designing the Systems Architecture)

5. Mengevaluasi Arsitektur (Evaluating Architectures)

Metode perancangan basis data meliputi perancangan basis data konseptual, logikal, dan fisikal. Hasil dari penelitian ini adalah dibuatnya suatu aplikasi Sistem Infomasi Laboratorium dimana komponen-komponen di dalamnya terintegrasi antara sistem yang satu dengan sistem lain yang ada dalam RSKD dan juga adanya fitur pengiriman hasil pemeriksaan dengan menggunakan SMS dan email, selain diambil langsung ke RSKD dan dikirim ke alamat yang dituju. Kesimpulan dari penelitian ini adalah seluruh transaksi yang terdapat dalam Laboratorium Klinik RSKD telah terkomputerisasi dan terintegrasi.

I .PENDAHULUAN

Sebuah sistem informasi diperlukan untuk mendukung semua proses bisnis yang bermanfaat guna mendukung pengambilan keputusan secara tepat dan bermanfaat bagi semua pihak. RSKD memiliki pasien yang berjumlah besar, yang setiap harinya terus bertambah. Oleh karena itu, diperlukan sebuah sistem informasi laboratorium yang dapat mengelola semua pemeriksaan laboratorium secara tepat dan cepat, baik pasien yang berasal dari RSKD maupun yang dari luar, yang di dalamnya mencakup proses kegiatan yang dilakukan oleh karyawan pada Laboratorium Klinik RSKD.

Proses pemeriksaan laboratorium memerlukan waktu yang cepat dan membutuhkan hasil tepat dan akurat. Solusi agar semua proses layanan Laboratorium Klinik RSKD dapat berjalan dengan baik, maka dibutuhkan untuk membangun sebuah aplikasi layanan Laboratorium Klinik RSKD yang berbasiskan metode Total Architecture Syntesis (TAS).

Aplikasi ini merupakan sebuah sistem dimana semua proses dan data yang ada dalam layanan Laboratorium Klinik RSKD dapat menjadi sebuah basis data secara fisikal yang dapat terintegrasi langsung dengan alat pemeriksaan pada laboratorium yang hingga saat ini terdapat 20 buah alat pemeriksaan laboratorium. Aplikasi ini dapat menstandarisasi dan mengurangi kompleksitas pertukaran data antar fungsi yang berbeda. Jika terdapat suatu variabel yang tidak dibutuhkan oleh suatu proses, maka aplikasi ini memungkinkan proses tersebut untuk tidak memasukkan nilai, tetapi hasil yang diperoleh tetap melewati proses yang sama.

Dalam sebuah lembaga kesehatan seperti RSKD, proses pemeriksaan laboratorium berlangsung dinamis, sehingga terdapat kemungkinan mengalami perubahan seiring dengan perubahan dan tuntutan kebutuhan. Dengan adanya aplikasi ini, hal tersebut dapat teratasi karena sistem yang dibangun menggunakan metode TAS, mulai dari registrasi pasien baik dari RSKD maupun pasien rujukan dari luar, pemeriksaan laboratorium dengan menggunakan alat yang sesuai, biaya yang harus dikeluarkan, pendataan karyawan yang melakukan pemeriksaan, sampai dengan pembayaran ke kasir.

II. REFERENSI LITERATUR

Lab Information System (LIS)

LIS adalah sebuah kelas dari perangkat lunak yang menangani penerimaan, pemrosesan dan penyimpanan informasi yang dihasilkan oleh proses laboratorium medis. Sistem ini seringkali harus berinteraksi dengan instrumen dan sistem informasi lainnya seperti Hospital Information Sistem (HIS).

Disiplin ilmu yang mendukung LIS termasuk diantaranya yaitu hematologi, kimia, imunologi, bank darah (manajemen donor dan transfusi), surgical pathology, anatomical pathology, flow cytometry and mikrobiologi.

Operasi dasar yang dilakukan dalam LIS:

1. Mengurutkan registrasi

2. Menerima sampel

3. Mengirimkan sampel kepada pemeriksa

4. Memasukkan hasil pemeriksaan

5. Laporan laboratorium

LIS pada umumnya mendukung fitur - fitur sebagai berikut.

1. Registrasi pasien

2. Penyimpanan data registrasi ke database

3. Memproses sampel

4. Menyimpan hasil

5. Pembuatan laporan

Fitur - fitur tambahan yang akan dibuat :

1. Pengiriman hasil pemeriksaan laboratorium melalui email dan SMS

2. Pembuatan berbagai jenis laporan yang dapat disesuaikan

3. Interface HL7

4. Pengecekkan sejarah pemeriksaan medis pasien [1].

Health Level Seven Standards (HL7 Standards)

HL7 (Health Level Seven) adalah salah satu standar American National Standards Institute (ANSI), yang telah terakreditasi oleh Standards Developing Organizations (SDO) dan digunakan dalam sistem pelayanan kesehatan.

HL7 menghasilkan suatu framework berupa template struktur data berdasarkan Reference Information Model (RIM) yang berisi spesifikasi tabel dan field yang sesuai dengan kebutuhan sistem administrasi di klinik maupun rumah sakit secara spesifik. Template tersebut akan dijadikan sumber acuan standar bagi para pengembang aplikasi perangkat lunak.

Templates ini menyediakan konsep atau struktur bagi suksesnya komunikasi antar manusia dalam suatu institusi maupun antar kelompok organisasi yang membutuhkan pertukaran informasi khususnya informasi dalam bidang medis.

Templates digunakan untuk merancang validasi atau verifikasi input data dalam suatu sistem medis. Selain itu templates mengarahkan dan mengatur informasi pada media masukan data. Selain itu juga mendefinisikan kolom-kolom apa saja yang dibutuhkan dalam sebuah data informasi, apa saja tipe data yang digunakan, nilai dari kolom-kolom tertentu dalam sebuah sistem medis.

Templates juga berguna untuk memastikan keluaran apa saja yang dibutuhkan pada suatu sistem atau sub-system determine, contohnya apa saja yang perlu diinformasikan berkenaan dengan deskripsi hasil tes laboratorium, dan informasi apa saja yang dapat dimanfaatkan untuk membantu para pengambil keputusan seperti dokter dan lainnya [2].

C. Total Architecture Syntesis (TAS)

Prinsip dasar dari TAS adalah apapun arsitektur yang dipilih untuk memenuhi kebutuhan yang ada, sifat extentionable dari setiap services untuk mendukung munculnya kebutuhan, bahkan kebutuhan yang paling tidak terduga sekalipun tetap harus dipersiapkan.

TAS adalah sebuah metode perancangan yang menggunakan pendekatan iteratif dalam mengumpulkan kebutuhan, mendefinisikan proses bisnis, dan mendefinisikan arsitektur dari sebuah sistem.

Metode ini berawal dari inisiasi semua proses bisnis yang terpengaruh oleh perkembangan proyek ini. Proses bisnis ini kemudian diurutkan sesuai dengan tingkat kesulitan dan kepentingan bisnisnya. Setelah proses ini selesai dilakukan, kemudian iterasi untuk proyek ini dimulai. Iterasi pertama diawali dengan proses bisnis yang paling sulit dan banyak mengalami perubahan. Setiap iterasi terdiri dari pengumpulan kebutuhan, pendefinisian proses bisnis, pendefinisian arsitektur sistem, dan evaluasi.

Pengunaan metode TAS, menjadikan proses pengumpulan informasi akan kebutuhan dari sebuah perusahaan bukan lagi menjadi sebuah aktifitas yang terpisah dari proses bisnis dan arsitektur sistem. Semua aktifitas di atas kini secara iterative akan saling berhubungan dan mempengaruhi satu sama lainnya [3].

D. Business Process Management (BPM)

BPM adalah sebuah metodologi manajemen yang menyediakan pengaturan terhadap lingkungan proses bisnis untuk mencapai tujuannya yaitu meningkatkan kecepatan dalam menangani perubahan dan performa operasional. BPM merupakan sebuah pendekatan terstruktur yang mengimplementasikan metode, aturan, ukuran, management practices, dan alat perangkat lunak yang digunakan untuk mengatur secara berkesinambungan dan mengoptimalkan aktivitas serta proses-proses sebuah organisasi [4].

Karena dibuat untuk menggambarkan sistem yang kompleks, pola dari proses dibagi menjadi enam bentuk:

1. Basic control

2. Advanced branching

3. Structural

4. Multiple instances

5. State based

6. Cancellation [5].

Unified Modeling Language (UML)

Use Case Diagram

Sebuah skenario adalah sebuah urutan dari langkah-langkah yang menjelaskan sebuah interaksi antara seorang pengguna dan sebuah sistem. Sebuah use case adalah sekumpulan skenario yang saling terikat untuk mencapai tujuan dari pengguna.

Sebuah actor adalah sebuah peran yang dijalankan oleh pengguna ketika berinteraksi dengan sistem. Sebuah actor dapat melakukan lebih dari satu use case.

Class Diagram

Sebuah Class Diagram menjelaskan tipe dari objek dalam sebuah sistem dan berbagai jenis hubungan yang terdapat di antara objek-objek tersebut.

Sequence Diagram

Dengan menggunakan sebuah sequence diagram, sebuah objek digambarkan sebagai sebuah kotak di atas garis putus–putus vertikal. Garis putus–putus vertikal adalah lifeline dari sebuah objek. Lifeline menggambarkan siklus hidup dari sebuah objek selama interaksi berlangsung.

Setiap pesan (message) digambarkan dengan sebuah panah antara lifeline dari 2 objek. Urutan kemunculan pesan ini ditunjukkan dari atas ke bawah suatu halaman. Setiap pesan setidaknya memiliki nama sebagai label, namun juga dapat memiliki argument dan informasi mengenai control yang dijalankan. Sequence diagram dapat menunjukkan sebuah self-call, sebuah pesan yang dikirimkan oleh sebuah objek kepada dirinya sendiri, dengan cara mengirimkan arah dari panah pesan ke lifeline yang sama.

Activity Diagram

Activity diagram (diagram aktivitas) menjelaskan urutan dari sebuah aktivitas, dengan dukungan dari perilaku conditional dan paralel. Inti dari diagram aktivitas adalah activity state, yang disebut juga activity. Sebuah activity adalah sebuah status dari suatu kegiatan yang dilakukan.

Perilaku conditional digambarkan oleh branch dan merge. Branch memiliki satu masukkan dan beberapa transaksi keluaran. Sedangkan sebuah merge memiliki beberapa masukkan dan satu keluaran. Sebuah merge menandakan akhir dari perilaku conditional yang dimulai dengan sebuah branch.

Perilaku paralel diindikasikan dengan forks dan join. Sebuah fork memiliki satu masukkan dan beberapa transaksi keluaran. Ketika transisi masukan dipicu, semua transaksi keluaran dijalankan secara paralel dengan sebuah join, transisi keluaran akan diambil jika semua keadaan dari transisi masukan telah menyelesaikan kegiatannya. Fork dan join harus sesuai satu sama lainnya.

Selain itu, dalam sebuah diagram aktivitas juga terdapat simbol dynamic concurrency. Dynamic concurrency menunjukkan iterasi tanpa mengkonstruksi perulangan. Dynamic concurrency digambarkan dengan karakter ‘*’.

Untuk menunjukkan siapa pelaku dari sebuah aktivitas digunakan sebuah swimlanes. Dalam penggunaan swimlanes, aktivitas dalam diagram aktivitas harus dipisahkan ke dalam zona-zona vertikal yang dipisahkan oleh garis [6].
E. Basis data

Basis data adalah sekumpulan data yang saling berhubungan secara logical, dan keterangan dari data-data ini dibuat untuk memenuhi kebutuhan perusahaan

Relational Key

Relational key terdiri dari:

1. Primary key

Key yang dipilih untuk mengidentifikasi secara unik sebuah baris dalam sebuah tabel.

2. Foreign key

Sebuah atau sekumpulan atribut dalam sebuah tabel yang menghubungkan beberapa field lainnya dalam sebuah hubungan [7].

Barcode

Barcode adalah sebuah representasi data yang dapat dibaca secara optikal oleh sebuah mesin. Biasanya barcode menampilkan data dalam bentuk garis-garis paralel dengan lebar yang berbeda [9].

EAN-13

Europian Article Number (EAN) adalah sebuah standar pembuatan barcode yang merupakan sebuah set yang terdiri dari 12 digit Universal Product Code (UPC) yang dikembangkan di Amerika Utara. Salah satu jenisnya adalah EAN-13 [10].

Topologi Star

Kelebihan

Keuntungan dari topologi star:

1. Performa yang lebih baik dalam pengiriman paket data melalui node yang tidak perlu dihindari dalam topologi ini.

2. Isolasi terhadap devices,dalam setiap device terpisah oleh hubungan ke hub.

3. Keuntungan dari setralisasi, sehingga dapat melakukan analisa semua arus dalam jaringan dan mendeterminasi behavior tertentu.

4. Kesederhanaan topologi jenis ini mudah dimengerti, dibuat dan dinavigasi.

Kekurangan

Kekurangan utama topologi star adalah ketergantungan yang tinggi dari sistem terhadap fungsionalitas dari hub pusat. Jika hub pusat tidak beroperasi dengan baik maka semua node akan mengalami efeknya [11].

Pengiriman SMS

AT Command

Hayes AT command set adalah sebuah command language yang bersifat spesifik yang dikembangkan untuk Hayes Smartmodem 300 baud modem. Perintah tersebut terdiri dari satu set kalimat pendek yang digabungkan menjadi satu untuk menghasilkan perintah lengkap untuk melakukan operasi seperti menelepon, memutuskan pembicaraan, dan mengubah parameter dari koneksi [12].

III. ANALISIS

Analisa Wawancara

Metode pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara dan tinjauan langsung ke lapangan, dengan menggunakan kuesioner seperti pada Tabel 1.

Tabel 1. Isi wawancara.

B.Analisa Permasalahan

Berdasarkan hasil wawancara didapatkanlah permaslahan sebagai berikut:

1. Proses pengumpulan data yang dilakukan menjadi rentan kesalahan karena ada kemungkinan terdapat beberapa data yang masih tertinggal di komputer yang terhubung dengan mesin pemeriksa yang belum diinput ke dalam database. Atau terjadi kesalahan pada saat proses input data yang dilakukan secara manual.

2. Kesulitan untuk mengetahui siapa yang memakai alat pemeriksaan di laboratorium.

3. Kesulitan dalam melakukan identifikasi sampel di laboratorium.

4. Pada sistem yang sedang berjalan karyawan secara bebas dapat meminta peralatan medis yang dibutuhkan untuk melakukan pemeriksaan terhadap pasien, tanpa melakukan pengecekkan terlebih dahulu apakah peralatan yang dibutuhkan sudah tersedia di ruangan pemeriksaan atau belum. Hal ini berakibat banyaknya peralatan medis yang dibiarkan begitu saja di ruangan pemeriksaan tanpa digunakan hingga kadaluarsa.

5. Format laporan tidak sesuai.

6. Belum tersedianya beberapa laporan yang dibutuhkan untuk mendukung kegiatan operasional rumah sakit.

Usulan Solusi

Dari permasalahan yang ada maka diusulkan solusi sebagai berikut:

1. Menyatukan output dari setiap mesin pemeriksaan ke server.

2. Menambahkan fitur login.

3. Peanambahan fitur untuk mencetak barcode dari sample.

4. Pendataan penggunaan alat medis.

5. Pembuatan laporan dengan format dan jenis sesuai kebutuhan.

IV. PERANCANGAN

Perancangan Aplikasi

Setelah dilakukan analisis terhadap permasalahan yang ada dan pemecahan masalah yang akan dilakukan, didapatkan perancangan solusi sebagai berikut yang akan dijelaskan dalam sub bab ini. Perancangan solusi yang akan dilakukan dengan menggunakan tahap selanjutnya dari konsep TAS, kemudian dilanjutkan dengan tahap selanjutnya proses pengembangan sebuah proyek.

Aktivitas manual yang dihilangkan dari proses bisnis berjalan karena telah dikomputerisasi pada sistem yang baru adalah mencetak hasil pemeriksaan dari masing–masing alat pemeriksaan di laboratorium dan melakukan entri hasil pemeriksaan ke basis data laboratorium secara manual. Pada sistem yang baru, setiap mesin pemeriksaan akan terhubung ke server dan komputer yang akan membaca hasil pemeriksaan dari mesin tidak akan terhubung ke mesin pemeriksaan, melainkan terhubung ke server. Dengan solusi ini, data keluaran dari setiap mesin akan terintegrasi di server tanpa perlu melakukan input secara manual terhadap hasil dari masing-masing mesin pemeriksaan di laboratorium.

Selain itu, pada proses yang baru, akan ditambahkan beberapa fitur baru seperti pengiriman hasil pemeriksaan baik ke alamat yang dituju maupun melalui email dan SMS dari aplikasi. Solusi ini bertujuan untuk mempermudah proses untuk mendapatkan hasil pemeriksaan. Sehingga pihak pengambil hasil pemeriksaan tidak perlu datang ke rumah sakit untuk mengambil hasil pemeriksaannya. Fitur lainnya yang ditambahkan adalah adanya modul login dan pencatatan penggunaan peralatan medis serta pembuatan laporan yang dibutuhkan sesuai dengan fomat yang diinginkan stake holder.

B. Spesifikasi Perangkat Keras, Perangkat Lunak dan Jaringan

Spesifikasi Perangkat Keras

Perangkat keras yang digunakan berupa personal computer (PC) atau komputer yang dapat mendukung program Microsoft Visual Studio 2008, sebagai perangkat lunak utama untuk dapat mengunakan aplikasi sistem informasi laboratorium RSKD ini dan Oracle 10g sebagai perangkat lunak untuk mengakses database yang digunakan sebagai media penyimpanan data pada aplikasi ini, seperti pada Tabel perangkat lunak utama untuk dapat mengunakan aplikasi sistem informasi laboratorium RSKD ini dan Oracle 10g sebagai perangkat lunak untuk mengakses database yang digunakan sebagai media penyimpanan data pada aplikasi ini, seperti pada Tabel 2

- Spesifikasi Piranti Lunak

Kebutuhan peranti lunak untuk menjalankan suatu aplikasi sistem informasi laboratorium Rumah Sakit Kanker Dharmis (RSKD) meliputi kebutuhan perangkat lunak pada server dan client. Kebutuhan tersebut adalah Microsoft® Windows® 2000 Professional SP4.

Sedangkan DBMS yang digunakan adalah Oracle 10g.

• Spesifikasi Jaringan

Spesifikasi kebutuhan jaringan yang diusulkan:

1. Network Interface Card (NIC), sebagai network card yang dikenal dengan nama lain LAN Adapter, digunakan untuk memungkinkan komputer server dapat terhubung dengan komputer lainnya melalui jaringan, dalam hal ini adalah komputer klien.

2. Switch, digunakan sebagai penghubung komputer atau router pada suatu area terbatas, untuk mengatur lalu lintas paket data dalam jaringan.

3. Topologi yang digunakan adalah topologi star. Topologi star merupakan bentuk topologi jaringan yang berupa konvergensi dari node tengah ke setiap node atau pengguna.

V. IMPLEMENTASI

Implementasi dari aplikasi baru yang telah dibuat akan sesuai dengan Gambar 1.

Karyawan mengambil alat Mendata penggunaan alatPengambilan sampelPemeriksan sampelHasil pemeriksaan VerifikasiPay to$PembayaranLaporan

VI. EVALUASI

Evaluasi terhadap database yang dilakukan meliputi 5 kriteria yang telah diuji-cobakan, yaitu Domain Integrity, Entity Integrity, References Integrity, Enterprise Constraint dan Security.

Domain Integrity

Hasil dari evaluasi Domain Integrity menunjukan bahwa semua tabel yang ada dalam database telah dilakukan uji coba, kesemuanya telah dapat dilakukan dengan tepat karena setiap atributnya harus diisi dengan batasan yang telah ditentukan sebelumnya.

Entity Integrity

Hasil dari evaluasi Entity Integrity menunjukan bahwa semua primary key pada setiap tabel tidak diperbolehkan untuk diisi dengan “NULL” value.

References Integrity

Hasil dari evaluasi References Integrity menunjukan bahwa semua foreign key pada setiap tabel yang memiliki foreign key terhubung dengan tabel lain dengan menggunakan referential integrity menggunakan rules on delete cascade, on update cascade, dimana jika data pada suatu tabel dilakukan peng-update-an maka tabel lain juga akan ikut ter-update, sedangkan jika data pada suatu tabel di-delete, maka data pada tabel lain yang terhubung melalui foreign key akan ikut ter-delete.

Enterprise Constraint

Hasil dari evaluasi Enterprise Constraint menunjukan bahwa setiap data baru akan dientry ke dalam database yang telah ada, maka akan dilakukan pengecekan terlebih dahulu, dimana data baru yang akan diinput harus menyesuaikan constraint yang telah dibuat, agar data tersebut tetap konsisten dengan data yang lainnya.

Security

Hasil dari evaluasi security menunjukan bahwa semua tabel yang telah dilakukan uji coba, kesemuanya telah dapat berjalan sesuai dengan mekanisme yang ditentukan. Yaitu dengan membagi hak akses program sesuai tingkatan atau level user.

Sedangkan kriteria evaluasi terhadap aplikasi yang dilakukan adalah untuk kriteria fungsionalitas. Hasil dari evaluasi aplikasi menunjukkan bahwa aplikasi baru telah memenuhi kebutuhan pengguna dalam hal laporan kegiatan operasional di laboratorium dan juga mempercepat pekerjaan dan mengurangi tingkat kesalahan dalam pendataan hasil pemeriksaan. Dengan sistem yang terkomputerisasi sekarang tidak terjadi lagi kesalahan dalam penyimpanan data hasil pemeriksaan dan juga tidak dibutuhkan waktu untuk melakukan input hasil pemeriksaan mesin secara manual karena hasil pemeriksaan telah tersimpan secara otomatis ke dalam database.

Selain itu, aplikasi baru ini juga melakukan pencatatan terhadap penggunaan peralatan sehingga pemakaian peralatan terdata dengan baik. Aplikasi baru juga melakukan pendataan terhadap sampel di laboratorium sehingga tidak terjadi lagi kesalahan identifikasi sampel dari pasien.

Adapun beberapa keuntungan yang didapatkan dari penggunaan barcode adalah membuat proses pemasukkan data menjadi lebih cepat, tepat, dan akurat:

1. Cepat: Barcode scanner dapat membaca atau merekam data lebih cepat dibandingkan dengan melakukan proses input data secara manual

2. Tepat: Teknologi barcode mempunyai ketepatan yang tinggi dalam pencarian data

3. Akurat: Teknologi barcode mempunyai akurasi dan ketelitian yang sangat tinggi

VII. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil evaluasi skripsi yang telah dilakukan, maka dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut :

1. Mengintegrasikan output dari setiap mesin yang terdapat di laboratorium klinik RSKD. Dengan terintegrasinya semua mesin pemeriksaan yang terdapat di laboratorium klinik RSKD, maka masalah yang timbul akibat kesalahan input data secara manual dapat dihilangkan. Hasil evaluasi menunjukkan kesalahan input yang terjadi dalam sistem yang lama dapat ditekan menjadi 0 % dengan penggunaan aplikasi baru ini.

2. Identifikasi sampel menggunakan label barcode juga mengatasi permasalahan seperti salah identifikasi sampel yang ada pada sistem lama yang sedang berjalan. Kesalahan dalam proses identifikasi sampel ini juga dapat ditekan menjadi 0% dengan penggunaan aplikasi baru ini. Adapun beberapa keuntungan yang didapatkan dari penggunaan barcode adalah membuat proses pemasukkan data menjadi lebih cepat, tepat, dan akurat.

3. Pendataan pengguna mesin pemeriksaan. Dengan adanya pendataan ini maka pengguna dari mesin pemeriksaan dapat dilakukan karena setiap karyawan yang ingin mengambil hasil pemeriksaan dari mesin pemeriksaan harus melakukan login terlebih dahulu sehingga data dari karyawan pasti tercatat secara otomatis.

4. Pendataan penggunaan peralatan medis. Dalam penggunaan peralatan medis yang ada, karyawan diwajibkan untuk mengisi jumlah penggunaan peralatan medis yang digunakan setiap kali seorang karyawan ingin melakukan input data pengambilan sampel.

B. Saran

Berdasarkan Berikut merupakan beberapa saran yang diberikan sebagai perbaikan dari Analisis dan Perancangan Sistem Informasi Laboratorium Rumah Sakit Kanker Dharmais (RSKD) dengan menggunakan TAS adalah :

1. Aplikasi sebaiknya bisa mengirimkan hasil pemeriksaan berupa SMS ke beberapa nomor tujuan pada saat yang sama.

2. Meskipun data penggunaan peralatan sudah ditampilkan dalam bentuk laporan, ada baiknya jika data transaksi pengunaan peralatan medis juga ditampilkan pada aplikasi.

3. Sistem login yang digunakan dalam aplikasi ini harus dapat memonitor penggunaan alat pemeriksaan pada laboratorium klinik RSKD dengan efektif.

4. Aplikasi sebaiknya memiliki interface untuk melakukan pencarian hasil pemeriksaan dengan mesin pemeriksaan laboratorium.

REFERENCES

[1] http://en.wikipedia.org/wiki/Laboratory_information_system.html

[2] http://www.kalbe.co.id/files/cdk/files/20_152_InformatikaKedokteran.pdf/20 _152 _InformatikaKedokteran.html

[3] Brown.2008. Implementing SOA: Total Architecture in Practice. Addison Wesley Proffesional, United States of America.

[4] http://www.bpmsoftwarepnmsoft.com/what_is_bpm.html

[5] http://www.bptrends.com/publicationfiles/05-06-WP-BPMProcessPatterns-Atwood1.pdf

[6] Jacobson Ivar, et al. 1999. The Unified Modeling Language Reference Manual. Addison-Wesley.

[7] Connolly Thomas M. and Carolyn Begg. 2005. Database System : A Practical Approach to Design, Implementation, and Management. Fourth Edition. Addison Wesley Inc, United States of America.

[8] http://en.wikipedia.org/wiki/Object-oriented_programming.html

[9] http://en.wikipedia.org/wiki/Barcode.html

[10] http://en.wikipedia.org/wiki/EAN-13.html

[11] http://en.wikipedia.org/wiki/Star_topology.html

[12] http://en.wikipedia.org/wiki/AT_command#GSM.html

[13] http://cipkomputer.indonetwork.co.id/group+25923/kabel-data-motorola.htm

ANALISIS SISTEM INFORMASI REKAM MEDIS

ABSTRAK : Rumah sakit sebagai salah satu bentuk pelayanan kesehatan yang dituntut untuk memberikan pelayanan kesehatan dengan baik dan biaya yang dapat dijangkau oleh masyarakat. Dalam hal ini yang akan dibahas dalam paper ini adalah mengenai rekam medis yaitu data yang yang sangat pribadi dan menjadi salah satu informasi penting bagi seorang pasien. System informasi rekam medis di beberapa rumah sakit masih banyak kelemahan dan kekurangan dalam hal pengoperasian sehingga mengakibatkan pelayanan menjadi terganggu. Bentuk rekam medis yang lazim kita temui berupa berkas kertas beserta lampiran-lampiran dokumen yang tidak sederhana. Untuk dapat memenuhi usaha di atas rumah sakit harus berkembang dan memenuhi kemajuan teknologi kedokteran yang ada, maka diterapkan suatu bentuk rekam medis berbasis komputer (elektronik) dengan adanya penyimpanan berkas rekam medis yang terkomputerisasi ini, menjadikan rekam medis tersebut mudah dan cepat diolah untuk memudahkan bagian rekam medis dalam pengolahan data rekam medis menjadi informasi.
Kata kunci : Sistem Informasi, Rekam Medis.

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Rekam medis (medical record) adalah data yang bersifat sangat pribadi dan menjadi salah satu informasi penting yang wajib menyertai seseorang kemanapun dia pergi. Kepemilikan informasi tersebut merupakan kepentingan dasar seorang pasien dan tidak boleh dirahasiakan dari pasien oleh sebuah institusi kesehatan manapun, karena informasi tersebut adalah hak milik pasien. Namun data tersebut rahasia bagi orang lain yang tidak berhak.
Bentuk rekam medis yang lazim kita temui berupa berkas kertas beserta lampiran-lampiran dokumen yang tidak sederhana. Tidak mungkin seseorang membawa rekam medisnya kemana-mana. Selain bentuknya yang kompleks, rekam medis tersebut tidak baku, dan kalau hilang seluruhnya atau sebagian akan menimbulkan masalah. Terutama jika institusi kesehatan yang tidak bisa menangani pasien lebih lanjut akan mengeluarkan surat rujukan ke institusi kesehatan lain.
Sesuai dengan perkembangan teknologi, maka diterapkan suatu bentuk rekam medis berbasis komputer (elektronik) dengan adanya penyimpanan berkas rekam medis yang terkomputerisasi ini, menjadikan rekam medis tersebut mudah dan cepat diolah untuk memudahkan bagian rekam medis dalam pengolahan data rekam medis menjadi informasi dalam bentuk laporan-laporan maupun statistik perkembangan pelayanan kesehatan maupun statistik penyakit.

B. Rumusan Masalah
Masalah-masalah ini dirumuskan sebagai berikut:
1. Sebelum mendiagnosa dan melakukan tindakan medis, pihak rumah sakit akan memeriksa dan menanyakan kondisi pasien atau riwayat pasien. Dalam keadaan gawat darurat hal ini tidak mudah dilakukan. Padahal riwayat medis pasien mungkin sudah ada di rumah sakit lain. Namun tidak lazim rumah sakit meminta data rekam medis dari rumah sakit lain.
2. Rekam medis yang berupa kertas tidak mudah dibawa-bawa, penulisan data tidak baku, dan mudah hilang atau rusak.

C. Batasan Masalah
Mengingat luasnya cakupan bahasan sistem rekam medis rumah sakit, maka penulis akan membuat batasan terhadap masalah tersebut agar penulisan ini terfokus pada masalah yang diangkat menjadi judul paper ini. Karena alasan tersebut diatas maka penulis membatasi penulisan paper ini hanya pada analisis system.
D. Tujuan
Kelengkapan pengisian berkas rekam medis oleh tenaga kesehatan akan memudahkan tenaga kesehatan lain dalam memberikan tindakan atau terapi kepada pasien. Selain itu juga sebagai sumber data pada bagian rekam medis dalam pengolahan data yang kemudian akan menjadi informasi yang berguna bagi pihak manajemen dalam menentukan langkah-langkah strategis untuk pengembangan pelayanan kesehatan. Masalah-masalah yang dijabarkan di atas menunjukkan adanya kebutuhan yang besar akan rekam medis yang penyajian datanya baku, dan bentuknya sederhana,
E. Manfaat
Rekam medis digunakan sebagai acuan pasien selanjutnya, terutama pada saat pasien itu berobat kembali. Rekam medis pasien harus siap apabila pasien berobat kembali.
Manfaat-manfaat rekam medis, diantaranya :
1. Memberikan kenyamanan bagi seorang pasien dalam atas data rekam medis.
2. Memberikan kemudahan bagi penyedia layanan kesehatan dalam mengakses rekam medis dan juga kenyamanan dalam mendapatkan pelayanan kesehatan.
3. Meningkatkan pengelolaan rekam medis, mengurangi penggunaan kertas dan penyimpanan berkas yang membutuhkan alokasi tempat yang tidak sedikit.

F. Metode Penulisan
Library Research/Kepustakaan, yaitu dengan melakukan studi pustaka terhadap literatur-literatur yang berkaitan.
G. Sistematika Penulisan
BAB I PENDAHULUAN
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB III ANALISIS SISTEM
BAB IV PENUTUP
BAB V DAFTAR PUSTAKA

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Sistem Informasi
Sistem
Sistem adalah seperangkat bagian-bagian yang saling berhubungan erat satu dengan lainnya untuk mencapai tujuan secara bersama-sama untuk mencapai tujuan tertentu.
Informasi
Ada perbedaan antara data dan informasi. Data adalah fakta statistik dalam bentuk kumpulan simbol yang tidak mengartikan sesuatu. Informasi adalah data yang telah tersaring, terorganisir, terealisasi, dan saling berhubungan sehingga berguna untuk mencapai tujuan organisasi.
Menurut definisi-definisi di atas, informasi adalah hasil pengolahan dari data yang digunakan untuk membantu pengambil keputusan. Agar informasi berguna dalam pengambilan keputusan, harus memiliki kriteria-kriteria sebagai berikut:
1. Relevan, suatu informasi mempunyai manfaat sebagai dasar pengambilan keputusan.
2. Akurat, ketepatan dan dapat diandalkannya suatu informasi.
3. Tepat waktu, informasi yang diperoleh terbaru dan mudah diperoleh saat dibutuhkan.
4. Ringkas, informasi telah dikelompokkan sehingga tidak perlu diterangkan.
5. Jelas, tingkat informasi dapat di mengerti oleh penerima.
6. Dapat dikuantifikasi, tingkat informasi dapat dinyatakan dalam bentuk angka.
7. Konsisten, tingkat informasi dapat diperbandingkan.
Sistem Informasi
Sistem informasi sendiri adalah suatu cara yang sudah tertentu untuk menyediakan informasi yang dibutuhkan oleh organisasi untuk beroperasi dengan cara yang sukses dan untuk organisasi bisnis dengan cara yang menguntungkan (Sabarguna, 2005). Peran sistem informasi adalah menghasilkan informasi dari data yang diproses oleh sistem informasi.

Komponen yang terkait dengan sistem informasi adalah (Sabarguna, 2005) :
1. Pemakai
2. Tujuan
3. Masukan – proses – keluaran
4. Data
5. Teknologi
6. Model
7. Pengendali
Semua komponen tersebut saling berkait, bila data salah, maka hasilnya akan merupakan informasi yang salah juga.
B. Rekam Medis
Rekam Medis
Rekam medis adalah keterangan baik yang tertulis maupun terekam tentang identitas, anamnesa,penentuan fisik , laboratorium, diagnosa segala pelayanan dan tindakan medis yang diberikan kepada pasien dan pengobatan baik yang dirawat inap , rawat jalan maupun yang mendapatkan pelayanan gawat darurat.
Rekam medis mempunyai pengertian yang sangat luas, tidak hanya sekedar kegiatan pencatatan, akan tetapi mempunyai pengertian sebagai suatu sistem penyelenggaraan rekam medis yaitu mulai pencatatan selama pasien mendapatkan pelayanan medik, dilanjutkan dengan penanganan berkas rekam medis yang meliputi penyelenggaraan penyimpanan serta pengeluaran berkas dari tempat penyimpanan untuk melayani permintaan/peminjaman apabila dari pasien atau untuk keperluan lainnya. Rekam medis mempunyai 2 bagian yang perlu diperhatikan yaitu bagian pertama adalah tentang individu : suatu informasi tentang kondisi kesehatan dan penyakit pasien yang bersangkutan. Bagian kedua adalah tentang manajemen : suatu informasi tentang pertanggungjawaban apakah dari segi manajemen maupun keuangan dari kondisi kesehatan dan penyakit pasien yang bersangkutan.
Rekam medis juga merupakan kompilasi fakta tentang kondisi kesehatan dan penyakit seorang pasien yang meliputi :
1. Data terdokumentasi tentang keadaan sakit sekarang dan waktu lampau
2. Pengobatan yang telah dan akan dilakukan oleh tenaga kesehatan profesional secara tertulis.

Secara umum, informasi yang tercantum dalam rekam medis seorang pasien harus meliputi :
1. Siapa (Who) pasien tersebut dan Siapa (Who) yang memberikan pelayanan kesehatan/medis,
2. Apa (What), Kapan (When), Kenapa (Why) dan Bagaimana (How) pelayanan kesehatan/medis diberikan,
3. Hasil akhir atau dampak (Outcome) dari pelayanan kesehatan dan pengobatan.
Rekam Medis Berbasis Komputer (elektronik)
Rekam medis elektronik adalah gudang penyimpanan informasi secara elektronik mengenai status kesehatan dan layanan kesehatan yang diperoleh pasien sepanjang hidupnya, tersimpan sedemikian hingga dapat melayani berbagai pengguna rekam yang sah ( Shortliffe, 2001).
Tujuan Rekam Medis
Tujuan Rekam Medis adalah untuk menunjang tercapainya tertib administrasi dalam rangka upaya peningkatan pelayanan kesehatan . Tanpa didukung suatu sistem pengelolaan rekam medis yang baik dan benar , maka tertib administrasi tidak akan berhasil.
Fungsi Rekam Medis
Menurut Huffman (1994) menyatakan bahwa kegunaan rekam medis adalah sebagai berikut :
a. Manajemen/administrasi pelayanan pasien
Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai administrasi, karena isinya menyangkut tindakan berdasarkan wewenang dan tanggung jawab sebagai tenaga mdis dan perawat dalam mencapai tujuan pelayanan kesehatan.
b. Quality Review (tinjauan kualitas)

c. Financial reimbursement
Isi Rekam Medis dapat dijadikan sebagai bahan untuk menetapkan biaya pembayaran pelayanan. Tanpa adanya bukti catatan tindakan /pelayanan, maka pembayaran tidak dapat dipertanggungjawabkan.

d. Legal affairs (perkara hukum)
Menyangkut masalah adanya jaminan kepastian hukum atas dasar keadilan, dalam rangka usaha menegakkan hukum serta penyediaan bahan tanda bukti untuk menegakkan keadilan.
e. Education (pendidikan)
Berkas Rekam Medis mempunyai nilai pendidikan, karena isinya menyangkut data/informasi tentang kronologis dari pelayanan medik yang diberikan pada pasien.
f. Research (penelitian)
Berkas Rekam medis mempunyai nilai penelitian, karena isinya menyangkut data/informasi yang dapat digunakan sebagai aspek penelitian.
g. Public health (kesehatan umum)
h. Planning and marketing (perencanaan dan pemasaran)
BAB III
ANALISIS SISTEM

A. Analisis Sistem
Rekam medis mulai diisi saat seorang pasien atau klien datang ke fasilitas kesehatan meminta bantuan untuk memecahkan masalah kesehatannya. Pengisian rekam medis dimulai dengan pengisian format informasi identitas pasien atau klien, dan format ini biasanya diletakkan pada halaman terdepan dari dokumen rekam medis dan merupakan bagian dari patient record. Format informasi tentang identitas pasien atau klien, biasanya berisi nama, umur, jenis kelamin, status pernikahan, alamat dan lain-lain.
Selanjutnya dilakukan pengisian format patient record lainnya seperti :
1. Anamnesis : misalnya pasien dating dengan keluhan panas, maka pada anamnesis ditanyakan sejak kapan, apakah panasnya sepanjang hari atau periodic dan lain lain.
2. Physical diagnosis : Pemeriksaan fisik mulai dari kepala sampai dengan kaki sesuai kebutuhan.
3. Laboratory examination dan atau pemeriksaan lain seperti radiologi dan lain lain.
Seluruh format dalam rekam medis harus diisi sesuai kebutuhannya dan setiap tenaga kesehatan yang melakukan pemeriksaan, pelayanan medis, konsultasi dan sebagainya harus mencantumkan nama jelas.

untitled

BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari hasil penganalisaan, dengan penyimpanan berkas rekam medis yang terkomputerisasi, menjadikan rekam medis tersebut mudah dan cepat diolah untuk memudahkan bagian rekam medis dalam pengolahan data rekam medis menjadi informasi dalam bentuk laporan-laporan maupun statistik perkembangan pelayanan kesehatan.

BAB V
DAFTAR PUSTAKA

1. Wahyudin, Asep, M.T. 2007. Materi Kuliah Sistem Informasi, Bandung : Program Studi Ilmu Komputer/UPI/FPMIPA.
2. Suhartanto, 2007, Perancangan Sistem Informasi Rekam Medis TPP Rawat Jalan Rumah Sakit Umum PKU Muhammadiyah Bantul, Tugas Akhir, Yogyakarta: Program Studi D3 Rekam Medis dan Informas Kesehatan Universitas Gadjah Mada.
3. http://www.google.com/konsepsisteminformasi
4. Ni Luh Sari Widhiyani, BULETIN STUDI EKONOMI Volume 12 Nomor 2 Tahun 2007
5. Herlinda Marianti, 2008, Pembuatan Sistem Informasi Pasien Gawat Darurat Di Rumah Sakit, Tugas Ujian Akhir Semester Metodologi Berorientasi Objek, Bandung : Program Studi Ilmu Komputer/UPI/FPMIPA.

Perancangan dan Implementasi Sistem Informasi

Penjualan Pelumas Pada Perusahaan “PT. Pro Roll International”

1. Pendahuluan

Seiring dengan semakin ketatnya persaingan dalam dunia bisnis, keberadaan pengolahan data menjadi informasi secara terkomputerisasi menjadi sangat

penting. Hal itu dikarenakan pengolahan data secara terkomputerisasi dapat

memberikan kontribusi yang besar untuk kinerja suatu perusahaan. Jika

dibandingkan pengolahan data secara manual, pengolahan data secara

terkomputerisasi memiliki kelebihan, seperti: pengolahan data yang cepat dan

akurat, mendukung pengolahan data dalam skala besar. Perusahaan sebagai organisasi yang memiliki kecenderungan orientasi pada laba, selalu membutuhkan sistem yang terkomputerisasi dalam mengumpulkan, menyimpan, dan memproses data untuk menghasilkan informasi yang dapat membantu perusahaan dalam melakukan perencanaan strategi dan pengambilan suatu keputusan secara efektif. Tanpa adanya sistem yang terkomputerisasi, perusahaan akan menghadapi kendala untuk mendapatkan informasi yang actual dan akurat. Hal itu dapat disebabkan oleh proses pengumpulan dan pengolahan data masih dilakukan secara manual. Dengan bantuan sistem yang terkomputerisasi pula informasi dapat dikelola dengan baik, sehingga dapat menciptakan efisien biaya. Perusahaan “PT. Pro Roll International” merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang penjualan pelumas. Pada saat ini sistem informasi penjualan pada perusahaan “PT. Pro Roll International” masih dilakukan secara manual sehingga kinerjanya belum efektif. Hal itu tercermin pada seringnya terjadi keterlambatan penyusunan laporan penjualan dan piutang dagang, kesalahan pencatatan dan perhitungan persediaan, serta pengulangan dalam pencatatan transaksi. Oleh karena itu, perusahaan “PT. Pro RollInternational” bermaksud mengkomputerisasikan sistem bagian penjualan untuk memaksimalkan kinerjanya. Diharapkan setelah sistem informasi penjualan dikomputerisasi, maka pengumpulan, penyimpanan, dan pengolahan data transaksi dapat dilakukan secara akurat dan cepat.

Berikut ini adalah gambar proses bisnis perusahaan mulai dari pengadaan pelumas sampai penjualannya.

2. Landasan Teori

2.1 Sistem Informasi

Sistem informasi adalah suatu sistem di dalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian, mendukung operasi,

bersifat manajerial, dan kegiatan strategi dari suatu organisasi dan menyediakan

kepada pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang diperlukan.[Har05].

2.2 Sistem Aplikasi Komputer Berbasis Web

Aplikasi dalam bahasa awam sering disebut sebagai sebuah kumpulan program

atau script. Aplikasi web yang dibangun dengan menggunakan Struts framework

terdiri dari komponen-komponen individual yang digabungkan menjadi satu

aplikasi. Aplikasi tersebut dapat diinstal dan dieksekusi oleh web container.

Komponen-komponen tersebut dapat digabungkan karena mereka terletak dalam sebuah konteks web yang sama, yang menjadikan mereka bergantung satu dengan yang lainnya, baik secara langsung ataupun tidak langsung.

2.3 Perangkat Analisa Sistem

2.3.1 Data Flow Diagram (DFD)

DFD merupakan diagram yang mengunakan notasi-notasi atau simbol-simbol

untuk mengambarkan sistem jaringan kerja antar fungsi-fungsi yang berhubungan satu sama lain dengan aliran dan penyimpanan data.[Har05].

Adapun yang digunakan dalam DFD adalah:

1. Kesatuan Luar (External Entity)

Kesatuan luar (entity) di lingkungan luar sistem yang dapat berupa orang,

organisasi atau sistem lainnya yang berada di lingkungan luarnya yang akan

memberikan input atau menerima output dari sistem. Suatu kesatuan luar

dapat disimbolkan dengan suatu notasi persegi panjang atau suatu persegi

panjang dengan sisi kiri dan atasnya berbentuk garis tebal.

2. Aliran data

Aliran data di DFD diberikan simbol suatu panah. Aliran data ini mengalir

diantara process (process), simpanan data (data store) dan kesatuan luar

(External entity). Aliran data ini menunjukkan arus dari data yang dapat

berupa masukan untuk sistem atau hasil dari proses sistem.

3. Proses

Suatu process adalah kegiatan atau kerja yang dilakukan oleh orang, mesin

atau komputer dari hasil suatu aliran datayang masuk ke dalam proses untuk

dihasilkan aliran data yang akan keluar dari proses. Suatu proses dapat

disimbolkan dengan notasi lingkaran atau dengan simbol empat persegi

panjang dengan sudut-sudut tumpul.

4. Penyimpan Data (Data Store)

Penyimpan data (data store) merupakan penyimpan data yang dapat berupa:

• Suatu file atau basis data di sistem komputer.

• Suatu arsip atau catatan manual.

• Suatu kotak tempat data di meja seseorang.

• Suatu tabel acuan manual.

• Suatu agenda atau buku.

Simpanan data di DFD dapat disimbolkan dengan sepasang garis horisontal

paralel yang tertutup di salah satu ujungnya atau tanpa ditutup.

2.3.2 Entity Relational Diagram (E-R Diagram)

Entity Relational Diagram merupakan salah satu pemodelan data konseptual yang

paling sering digunakan dalam proses pengembangan basis data bertipe relasional.

Model E-R adalah rincian yang merupakan representasi logika dari data pada suatu organisasi atau area bisnis tertentu.[Fat99]. Model E-R terdiri dari beberapa komponen dasar yaitu sebagai berikut:

1. Entitas

Entitas adalah sesuatu atau objek di dunia nyata yang dapat dibedakan dari

sesuatu atau objek yang lainnya. Sebagai contoh, setiap mahasiswa dalam

suatu universitas adalah suatu entitas. Setiap fakultas dalam suatu universitas

adalah juga suatu entitas. Dapat dikatakan bahwa entitas bisa bersifat

konseptual/abstrak atau nyata hadir di dunia nyata.

2. Atribut

Atribut adalah properti deskriptif yang dimiliki oleh setiap anggota dari

himpunan entitas. Sebagai contoh entitas mahasiswa, atribut-atribut yang

dimiliki adalah nim, nama mahasiswa, alamat dan lain-lain.

3. Hubungan antar relasi (Relationship)

Hubungan antar relasi adalah hubungan antara suatu himpunan entitas

dengan himpunan entitas yang lainnya. Misalnya, entitas mahasiswa

memiliki hubungan tertentu dengan entitas matakuliah (mahasiswa

mengambil matakuliah). Pada penggambaran model E-R, relasi adalah

perekat yang menghubungkan suatu entitas dengan entitas yang lainnya.

4. Kardinalitas/Derajat Relasi

Kardinalitas relasi menunjukkan jumlah maksimum entitas yang dapat

berelasi dengan entitas pada himpunan entitas yang lain. Sebagai contoh:

entitas-entitas pada himpunan entitas mahasiswa dapat berelasi dengan satu

entitas, banyak entitas atau tidak satupun entitas dari himpunan entitas

kuliah. Kardinalitas relasi yang terjadi di antara dua himpunan entitas dapat

berupa:

• Satu ke Satu(One to One)

Setiap entitas pada himpunan entitas A berhubungan dengan paling banyak

dengan satu entitas pada himpunan entitas B, begitupun sebaliknya.

• Satu ke Banyak(One to Many)

Setiap entitas pada himpunan entitas A dapat berhubungan dengan banyak

entitas pada himpunan entitas B, tetapi tidak sebaliknya, dimana setiap

entitas pada himpunan entitas B berhubungan dengan paling banyak

dengan satu entitas pada himpunan entitas A.

• Banyak ke Satu(Many to One)

Setiap entitas pada himpunan entitas A berhubungan dengan paling banyak

dengan satu entitas pada himpunan entitas B, tetapi tidak sebaliknya

dengan entitas B.

• Banyak ke Banyak(Many to Many)

Setiap entitas pada himpunan entitas A dapat berhubungan dengan banyak

entitas pada himpunan entitas B, dan demikian sebaliknya, dimana setiap

entitas pada himpunan entitas B dapat berhubungan dengan banyak entitas

pada himpunan entitas A.

2.4 Perangkat Lunak Pembangun Sistem

2.4.1 Hypertext Preprocessor (PHP)

PHP merupakan bahasa pemrograman berbentuk script yang ditempatkan dalam

server dan diproses di server. Hasil dari pengolahan akan dikirimkan ke klien,

tempat pemakai menggunakan browser. Secara khusus, PHP dirancang untuk

membentuk web dinamis. Artinya, ia dapat membentuk suatu tampilan berdasarkan permintaan terkini. Misalnya, kita bisa menampilkan isi database ke halaman web. Pada prinsipnya, PHP mempunyai fungsi yang sama dengan script seperti ASP (Actives Server Page), Cold Fusion, ataupun Perl.[Kad01].

2.4.2 MySQL

MySQL adalah sebuah perangkat lunak sistem manajemen basis data SQL

(Database Management System) atau DBMS yang multithread, multi-user, dengan sekitar 6 juta instalasi di seluruh dunia. MySQL merupakan perangkat lunak basis data open source yang paling digemari, karena perangkat lunak ini merupakan perangkat lunak basis data yang powerful dan cukup stabil untuk digunakan sebagai media penyimpanan data.

2.4.3 Asynchronous Javascript And XML (Ajax)

Ajax atau Asynchronous Javascript And XML merupakan teknik pengembangan

web untuk menciptakan aplikasi web yang interaktif. Tujuan Ajax adalah untuk

membuat web yang lebih responsive dengan melakukan pertukaran data dengan

server secara behind the scenes. Sehingga setiap kali pengguna melakukan perubahan pada form atau halaman web, maka halaman web tersebut tidak akan

terjadi aksi reloaded.[Dar06].

3. Analisa dan Perancangan

3.1 Data Flow Diagram (DFD)

Pada program aplikasi sistem informasi penjualan pelumas, DFD yang dirancang

akan dijelaskan berikut ini:

Gambar 3 DFD Level 1

Gambar 4 DFD Level 2, Proses 1.4

Gambar 5 DFD Level 3, Proses 1.4.2

Gambar 6 DFD Level 4, Proses 1.4.2.6

5. Evaluasi Sistem

Pada bab ini menjelaskan mengenai hasil evaluasi sistem yang dilakukan pada

aplikasi sistem informasi penjualan pelumas. Metode evaluasi sistem yang

digunakan adalah black-box testing. Black-box testing adalah metode pengujian

yang dimana penilaian terhadap sebuah aplikasi bukan terletak pada spesikasi

logika/fungsi aplikasi tersebut, tapi input dan output. Dengan berbagai input yang

diberikan akan dievaluasi apakah sesuatu sistem/aplikasi dapat memberikan

output/keluaran yang sesuai dengan harapan penguji. Evaluasi sistem dilakukan

dengan cara sebagai berikut:

• Hasil evaluasi sistem disajikan dalam bentuk tabel.

• Evaluasi ditargetkan pada setiap proses yang dimiliki aplikasi sistem

penjualan pelumas.

• Masing-masing proses memiliki minimal 1 test case.

• Setiap test case memiliki 6 kolom, yaitu:

1. Test case: penomoran test case pada masing masing proses.

2. Field: field-field yang menerima nilai input. Field tersebut mengacu

pada field table di basis data.

3. Input: nilai yang diberikan kepada masing-masing field.

4. Valid Output: hasil dari response aplikasi/sistem yang diharapkan

pengguji.

5. Output: hasil yang diberikan aplikasi/sistem.

6. Status: Penilaian yang diberikan penguji. Apabila hasil keluaran/output

sesuai dengan harapan pengguji, maka pada kolom status akan

diberikan nilai “Ok”. Jika tidak sesuai harapan penguji, maka akan

diberikan nilai “Gagal”.

6. Kesimpulan dan saran

Berdasarkan hasil yang telah dicapai pada pembuatan program aplikasi dan target

awal perancangan program dapat ditarik beberapa kesimpulan, antara lain:

• Telah berhasil diimplementasikan Sistem Informasi Penjualan Pelumas

dimana terjadi peningkatan efisiensi dan efektivitas pada perusahaan setelah

mengimplementasikan sistem komputerisasi tidak dapat diukur dalam waktu

singkat. Walaupun demikian, beberapa permasalahan yang ada pada sistem

lama seperti: keterlambatan pembuatan laporan yang terkait dengan

penjualan, kesalahan pencatatan dan perhitungan persediaan, serta

pengulangan pencatatan transaksi, dapat diatasi dengan baik oleh sistem

baru.

• User Interface Design pada aplikasi dapat dimengerti dengan baik oleh

pengguna.

• Aplikasi dapat memberikan laporan yang terkait dengan penjualan dan

piutang dengan cepat.

• Fitur pemesanan, surat jalan, faktur, fkbayar/pembayaran dan laporan dapat

berjalan dengan baik dan sesuai dengan harapan pengguna.

Saran penulis untuk program aplikasi ini akan dijelaskan pada poin-poin berikut

ini:

• Fitur yang tersedia pada aplikasi telah dapat mengatasi permasalahan yang

ada pada sistem lama. Namun demikian, seiring dengan berjalannya waktu,

perkembangan bisnis pada perusahaan juga akan semakin meningkat. Oleh

karena itu, diperlukan pengembangan yang lebih lanjut terhadap fitur yang

sudah ada.

• Kemampuan aplikasi sistem informasi penjualan pelumas dalam hal

penangganan multi-user masih cukup minim. Oleh karena itu,

pengembangan yang lebih lanjut pada fitur tersebut masih diperlukan.

• Penambahan fitur inventori pada aplikasi perlu segera direalisasikan,

sehingga penambahan stok barang dapat dilakukan secara otomatis oleh

sistem.


Perancangan Sistem Informasi Penentuan Angka Kredit Jabatan Fungsional Peneliti

Abstrak

Tujuan penelitian adalah merancang sistem informasi Penetapan Angka Kredit (PAK) untuk jabatan peneliti yang berbasis komputer; sehingga dapat memudahkan dalam membuat laporan penentuan angka kredit, memudahkan pemasukan dan pencarian data sehingga dapat menghasilkan informasi yang akurat, tepat waktu dan relevan. Penelitian menggunakan paradigma siklus hidup pengembangan sistem, meliputi tahapan pengumpulan data dengan observasi, wawancara dan studi pustaka; analisis sistem dengan aliran dokumen; perancangan sistem menggunakan diagram konteks, diagram aliran data, kamus data, diagram relasi entitas, relasi antar file, struktur file, struktur program, sancangan masukan, rancangan luaran, dan struktur menu.

1. Pendahuluan


Penelitian adalah suatu kegiatan penyelidikan yang dilakukan menurut metode ilmiah yang sistematik untuk menemukan informasi ilmiah dan atau teknologi yang baru, membuktikan kebenaran atau ketidak benaran hipotesa sehingga dapat dirumuskan teori dan atau proses gejala alam dan atau sosial. Hasil penelitian kemudian di publikasi untuk mendapatkan atau meningkatkan jabatan peneliti. Jabatan peneliti adalah kedudukan yang menunjukkan tugas, tanggung jawab, wewenang, dan hak seorang pejabat peneliti dalam suatu satuan organisasi penelitian dan pengembangan. Pejabat peneliti adalah Pegawai Negeri Sipil yang setelah memenuhi syarat-syarat yang ditentukan, diangkat oleh pejabat yang berwenang dalam suatu tingkat jabatan peneliti dan dipekerjakan pada suatu satuan organisasi penelitian dan pengembangan dengan tugas pokok melakukan penelitian dan pengembangan. Pengembangan adalah kegiatan tindak lanjut penelitian untuk mendapatkan informasi tentang cara mempergunakan teori, dan atau proses, untuk tujuan praktis (1). Hasil penelitian dan pengembangan yang akan di hitung angka kredit penelitinya harus disampaikan ke P2JP, P2JP mengolah Penetapan angka kredit bagi para peneliti di Indonesia. Penentuan PAK dilakukan melalui beberapa proses yang dapat dilihat pada Gambar 1. Penelitian bertujuan untuk merancang sistem informasi Penetapan Angka Kredit (PAK) untuk Jabatan Peneliti berbasis komputer; sehingga dapat memudahkan dalam membuat laporan penentuan angka kredit, memudahkan pemasukan dan pencarian data sehingga dapat menghasilkan informasi yang akurat, tepat waktu dan relevan. Penelitian menggunakan paradigma System Development Life Cycle (2), meliputi tahapan pengumpulan data dengan observasi, wawancara, dan studi pustaka; Analisis sistem dengan flow map; perancangan sistem dengan menggunakan diagram konteks, DFD, kamus data, ERD, relasi antar file, struktur file, struktur program, rancangan masukan, rancangan luaran, dan struktur menu.

2. Pengumpulan Data dan Analisis Sistem


Pengumpulan data dilakukan melalui observasi dan wawancara dengan petugas di P2JP LIPI. Selain itu dilakukan juga studi literatur yang berhubungan dengan jabatan peneliti, seperti pengertian jabatan peneliti, perolehan jabatan peneliti, jenjang peneliti, perhitungan angka kredit, unsur yang dinilai, tata cara pengajuan angka kredit, tata cara penilaian, dll.
Analisis sistem ditujukan untuk menganalisis sistem yang sedang berjalan, sehingga dapat dipahami keadaan sistem yang ada, analisis ini biasanya menggunakan diagram alir dokumen. Aliran dokumen dari satu bagian ke bagian lain dapat terlihat dengan jelas, begitu juga adanya penyimpan data, yang dilakukan secara manual. Analisis dilakukan juga pada proses Penetapan Angka Kredit Jabatan Penelitian yang biasa dilakukan. Hasil analisis ini kemudian digunakan untuk merancang sistem informasi yang diperlukan.

Pengertian Jabatan Peneliti di jelaskan dalam Surat Edaran Bersama Kepala Badan Administrasi Kepegawaian Negara dan Ketua Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia Nomor 15/SE/1982 dan Nomor 704/KEP/J.10/1982 tanggal 27 Oktober 1982 (1). Urutan jabatan peneliti adalah sebagai berikut: Asisten Peneliti Muda, Asisten Peneliti Madya, Ajun Peneliti Muda, Ajun Peneliti Madya, Peneliti Muda, Peneliti Madya, Ahli Peneliti Muda, Ahli Peneliti Madya, dan Ahli Peneliti Utama.
Jenjang Pangkat Jabatan Peneliti adalah sebagai berikut:
Tabel 1. Jenjang Pangkat Peneliti
Jabatan Peneliti Pangkat dan Golongan Ruang
Asisten Peneliti Muda Penata Muda, Golongan Ruang III/a
Asisten Peneliti Madya Penata Muda Tingkat I, Golongan Ruang III/b
Ajun Peneliti Muda Penata, Golongan Ruang III/c
Ajun Peneliti Madya Penata Tingkat I, Golongan Ruang III/d
Peneliti Muda Pembina, Golongan Ruang IV/a
Peneliti Madya Pembina Tingkat I, Golongan Ruang IV/b
Ahli Peneliti Muda Pembina Utama Muda, Golongan Ruang IV/c
Ahli Peneliti Madya Pembina Utama Madya, Golongan Ruang IV/d
Ahli Peneliti Utama Pembina Utama, Golongan Ruang IV/e

Untuk dapat diangkat dalam jabatan peneliti, seorang Pegawai Negeri Sipil harus memenuhi angka kredit yang ditentukan dan mempunyai tugas pokok melakukan penelitian dan pengembangan dan bekerja pada satuan organisasi penelitian dan pengembangan. Jumlah angka kredit kumulatif minimal yang harus dipenuhi oleh seorang Pegawai Negeri Sipil untuk dapat diangkat menjadi pejabat peneliti adalah sebagaimana dimaksud dalam lampiran II Keputusan Menteri Negara Penertiban Aparatur Negara Nomor 01/MENPAN/1983, yaitu:
(1) Asisten Peneliti Muda = 100 angka kredit
(2) Asisten Peneliti Madya = 150 angka kredit
(3) Ajun Peneliti Muda = 200 angka kredit
(4) Ajun Peneliti Madya = 300 angka kredit
(5) Peneliti Muda = 400 angka kredit
(6) Peneliti Madya = 550 angka kredit
(7) Ahli Peneliti Muda = 700 angka kredit
(8) Ahli Peneliti Madya = 850 angka kredit
(9) Ahli Peneliti Utama = 1000 angka kredit

Jumlah angka kredit tersebut di atas, harus terdiri dari:
(1) Sekurang-kurangnya 70% (tujuh puluh persen) berasal dari unsur-unsur utama, karya tulis ilmiah, dan atau pemacuan teknologi (lihat Tabel 2).
(2) Sebanyak-banyaknya 30% (tiga puluh persen berasal dari unsur-unsur penunjang, yaitu pemasyarakatan ilmu dan teknologi, keikutsertaan dalam kegiatan ilmiah, pembinaan kader ilmiah, dan atau penghargaan ilmiah
(3) Angka kredit dari unsur kriteria karya tulis ilmiah yang diterbitkan sekurang-kurangnya harus sama dengan jumlah angka kredit dari unsur kriteria karya tulis ilmiah yang belum dan atau tidak diterbitkan.
(4) Untuk dapat diangkat sebagai Ahli Peneliti seorang Pegawai Negeri Sipil wajib memiliki angka kredit dari unsur kriteria karya tulis ilmiah hasil penelitian yang diterbitkandan atau disajikan dalam pertemuan ilmiah dan atau dalam pemacuan teknologi sekurang-kurangnya sebesar 30%(tiga puluh persen) yang di tulis /dibuatnya sendiri atau bersama dengan pejabat peneliti lain, dengan ketentuan ia sebagai penulis/pembuat utamanya.
(5) Apabila suatu karya tulis ilmiah atau pemacuan teknologi atau pemasyarakatan ilmu dan teknologi atau keikutsertaan dalam kegiatan ilmiah ditulis oleh lebih dari seorang, maka pembagian angka kreditnya ditetapkan 60%(enam puluh persen) bagi penulis utama dan 40% (empat puluh persen) bagi semua penulis pembantu.
(6) Apabila kriteria yang dipergunakan dalam penilaian berubah maka yang diperhitungkan hanya selisih angka kreditnya.
(7) Angka kredit dari unsur kriteria pendidikan bergelar hanya diperhitungkan satu kali dan yang dinilai ialah pendidikan tertinggi.
(8) Apabila Pegawai Negeri Sipil memperoleh pendidikan yang lebih tinggi setelah ia diangkat dalam jabatan peneliti, maka yang diperhitungkan hanyalah selisih angka kredit antara pendidikan yang diperoleh sebelumnya dengan pendidikan yang lebih tinggi itu (1).

3. Perancangan Sistem Informasi

Berdasarkan hasil analisis sistem kemudian dibuat rancangan sistemnya, meliputi: Diagram Konteks, Data Flow Diagram, Entity Relantionship Diagram (ERD), Relasi antar File, Struktur File, Struktur Program, Struktur Menu, Format Masukan dan Format Luaran.
Diagram konteks menggambarkan suatu sistem informasi secara global, termasuk aliran data dari masukan (input) ke proses kegiatan (sistem), dari proses ke proses, dan dari proses ke luaran (output) menjadi sebuah informasi yang terpadu.
Data Flow Diagram merupakan alat pemodelan dari proses analisis kebutuhan perangkat lunak. Dalam DFD dibahas fungsi-fungsi apa saja yang diperlukan oleh suatu sistem dan aliran data yang terdapat diantara proses di dalamnya. DFD berguna sebagai alat untuk memverifikasikan apakah sistem yang akan dibangun sudah memenuhi kriteria yang diinginkan oleh user atau belum. Data flow diagram dapat dikembangkan dari level yang paling rendah ke level yang lebih tinggi. DFD level 0 merupakan pengembangan dari diagram konteks, DFD level 1 merupakan pengembangan dari DFD level 0. Tiap proses dari DFD dapat dikembangkan lagi menjadi lebih detail sampai proses-proses tersebut tidak dapat dikembangkan lagi. Adapun Data Flow Diagram yang dari Sistem Pemrosesan Angka Kredit (PAK) bagi jabatan peneliti dapat dilihat pada Gambar 2 (DFD Level 0), Gambar 3 (DFD level 1 poses 1) , dan Gambar 4 (DFD level 1 proses 2).

4. Penutup
Hasil observasi terhadap sistem pemrosesan angka kredit bagi jabatan peneliti, dapat disimpulkan bahwa perlu adanya sistem yang berbasis komputer, sehingga pemasukan, pengolahan, penyimpanan, dan pencarian data dapat dilakukan dengan cepat, termasuk pembuatan laporan.
Untuk merealisasikan adanya sistem berbasis komputer, perlu dibuat diagram alir dokumen, sehingga dapat diketahui entitas yang terlibat; diagram konteks sistem untuk mengetahui hubungan antar entitas sumber, proses, dan entitas tujuan, hal ini memudahkan dalam melihat sistem yang akan dirancang secara global; diagram aliran data untuk mengetahui data yang mengalir dari entitas awal ke proses, data dari proses ke entitas tujuan, data dari proses ke proses, dan data dari proses ke file, begitu juga sebaliknya; diagram relasi entitas untuk mengetahui relasi antar file, termasuk kardinalitasnya apakah satu ke satu, satu ke banyak atau banyak ke banyak; struktur file; struktur menu dan struktur program, semuanya ini dilakukan dengan maksud untuk memudahkan dalam tahap implementasi.


Diposkan oleh FiTrA GiNanJaR di 13:01
0 komentar:

Poskan Komentar
Posting Lama Halaman Muka
Langgan: Poskan Komentar (Atom)
Guest Book Fitra

ShoutMix chat widget
Mengenai Saya
Foto Saya

FiTrA GiNanJaR

Lihat profil lengkapku
Video Fitra


Free Indo Flash Video Player at musik-live.net
musik Fitra


Free Indo Flash Mp3 Player at musik-live.net
Arsip Blog

* ▼ 2009 (5)
o ▼ Desember (3)
+ 4 Artikel analisa sistem informasi
+ Tugas Mandiri
+ CV
o ► Januari (2)
+ Foto
+ tentang raharja

Google Mini Seacrh